banner pilkada 2024

Petani Sayur Hidroponik di Kota Pasuruan Terdampak Cuaca Panas Ekstrem

Pasuruan – Petani sayur hidroponik di Kota Pasuruan kini menghadapi dampak serius akibat cuaca panas ekstrem yang berkepanjangan seiring dengan berlangsungnya musim kemarau yang panjang.

Keluhan terdengar dari para petani yang melihat sayuran mereka layu, kering, bahkan mati, mengakibatkan penghasilan mereka merosot tajam.

Wahyu (31 tahun), seorang petani hidroponik yang beroperasi di Jalan Sultan Agung, Kelurahan Purworejo, Kecamatan Purworejo, menggambarkan betapa ekstremnya panas yang melanda wilayah tersebut.

Sayuran jenis sawi yang ditanam dalam lubang-lubang hidroponiknya menjadi kering dan mati akibat cuaca yang tidak bersahabat.

“Kondisi seperti ini sudah berlangsung selama dua bulan terakhir. Bahkan selada kami tidak lagi bisa ditanam karena tidak tahan dengan panas yang begitu ekstrem. Kami hanya mencoba bertahan dengan menanam sawi, meskipun banyak yang mati akibat panas berlebihan,” ungkap Wahyu dalam wawancara pada Senin (30/10/2023).

Wahyu melanjutkan dengan menjelaskan bahwa dari 1.500 lubang tanaman sawi hidroponik yang dimilikinya, sekarang hanya tersisa sekitar 500 hingga 600 tanaman yang masih bertahan. Selain terpapar sinar matahari yang terik, suhu air yang tinggi juga menjadi salah satu faktor penyebab permasalahan ini.

Dampaknya, penjualan tanaman hidroponik milik Wahyu mengalami penurunan drastis.

Jika sebelumnya ia mampu menjual sekitar 1.500 tanaman sawi per minggu, kini hanya mampu menjual 600 sawi saja. Dampaknya terasa nyata dalam omzetnya yang merosot drastis, dari sebelumnya mencapai Rp 3 juta per minggu menjadi hanya Rp 1 juta.

Meski terkena dampak serius dari cuaca panas ekstrem, Wahyu tetap berupaya bertahan dengan terus menanam sayi hidroponik.

Ia mencoba berbagai strategi, mulai dari menjaga suhu air hingga merawat sistem pompa air yang mengaliri pipa-pipa tanaman hidroponiknya.

“Kami berusaha untuk menjaga suhu air, dan terkadang pipa-pipa yang mengalirkan air juga menjadi sangat panas. Jadi, kami harus ekstra hati-hati dalam menjaga aliran air agar tanaman tetap bertahan,” tutur Wahyu.

Baca Juga
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Jurnalistik Berkualitas Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!