Kediri – Patung Macan Putih yang menjulang gagah di Stadion Brawijaya, kini menjadi saksi bisu dari kejayaan yang begitu memukau Persik Kediri, saat meraih gelar jawara Liga Indonesia 2003 secara mengejutkan.
Namun, bayangan kemegahan patung ini kini sedikit tergores oleh kondisinya yang mengecewakan, membuat sesepuh suporter Persik merasa prihatin.
Patung yang dahulu menjadi simbol kebanggaan kini terlihat kurang terurus. Tidak hanya itu, nyaris tidak terhitung jumlah kabel yang menjuntai dan melintas di atasnya, membuatnya kurang menyenangkan dipandang mata.
Yang lebih mengkhawatirkan, bekas coretan vandalisme dan ukiran tangan nakal yang mendera tiang penyangga patung Macan Putih semakin menjadikan patung ini terlihat seolah terlantar, terpukul oleh nasib yang tak menguntungkan.
Mantan Ketua Forum Komunikasi Suporter Persik (FKSP) pada era kejayaan tahun 2003, Hendry Ego, tidak bisa menyembunyikan keprihatinannya melihat kondisi patung Macan Putih yang seharusnya menjadi kebanggaan tak hanya bagi Persik, tapi juga bagi seluruh warga Kota Kediri.
Patung ini tak hanya didirikan oleh Pemerintah Kota Kediri, tetapi juga menjadi simbol dari keberhasilan yang diraih oleh Persik Kediri, menjadi kebanggaan masa itu bagi seluruh warga Kediri.
“Dalam kapasitas saya sebagai mantan Ketua FKSP dan pencinta Persik Kediri, melihat patung ini dalam kondisi seperti sekarang sungguh memilukan hati. Dahulu, patung ini adalah kebanggaan kami, terjaga dengan baik, sekitarnya bersih, bebas dari coretan. Sekarang, lihat saja,” ujar Hendry, pada Jumat (11/8/2023).
Tidak hanya patungnya yang merana, Ego merasa semakin prihatin ketika menemukan plakat berisi nama-nama pengurus, manajemen, dan para pemain Persik Kediri yang dulu dengan gagah berani terukir di sekitar patung, kini hilang tak berbekas.
“Beberapa nama pengurus, anggota manajemen, dan pemain dari masa tersebut dulunya ada di sekitar monumen patung ini. Namun, kini semuanya hilang tanpa jejak, bagian-bagian dindingnya rusak dan menghilang. Bagi saya, ini benar-benar memprihatinkan, terutama mengingat lokasi ini strategis untuk mempercantik Kota Kediri,” jelas Ego.
Ego berharap, di masa kini, baik Persikmania maupun generasi muda pemain Persik Kediri, mampu mengambil semangat perjuangan dari pengurus dan para pemain Persik masa lalu, yang berhasil meraih gelar juara Liga Indonesia sebanyak dua kali. Terlepas dari segala pandangan meremehkan saat itu, karena Persik berasal dari kota kecil.
“Semoga saja Persik Kediri bisa mengangkat trofi juara Liga Indonesia lagi di masa sekarang, dan melihat perjuangan yang dicontohkan oleh para pengurus dan pemain Persik di masa lalu, serta patung Macan Putih ini bisa menjadi simbol bahwa Persik Kediri adalah tim besar yang tak bisa diremehkan,” tegas Ego, menutup perbincangan.