Jakarta – Serangan Israel ke Rafah pada Minggu (26/5/2024) telah mengakibatkan 45 pengungsi Palestina tewas. Serangan ini langsung menuai kecaman dari seluruh dunia.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada Senin (27/5/2024) mengutuk keras tindakan tersebut dan berjanji akan melakukan segala kemungkinan untuk menuntut pertanggungjawaban Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang ia sebut sebagai “biadab” atas serangan mematikan di Rafah.
“Kami akan melakukan segala yang mungkin untuk meminta pertanggungjawaban orang-orang barbar dan pembunuh yang tidak ada hubungannya dengan kemanusiaan,” tegas Erdogan, seperti yang dilansir AFP.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, juga menyuarakan kemarahannya atas serangan Israel ini dan menuntut “gencatan senjata segera.”
“Operasi ini harus dihentikan. Tidak ada wilayah aman di Rafah bagi warga sipil Palestina. Saya menyerukan penghormatan penuh terhadap hukum internasional dan gencatan senjata segera.,” kata Macron di media sosial X.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, juga menyatakan kengerian atas serangan Israel yang menarget kamp pengungsi di Rafah.
“Ngeri dengan berita yang keluar dari Rafah mengenai serangan Israel yang menewaskan puluhan pengungsi, termasuk anak-anak kecil. Saya mengutuk keras hal ini,” tulis Borrell di X.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan bahwa jumlah korban tewas meningkat menjadi 45 orang akibat serangan Israel semalam, yang juga memicu kebakaran hebat yang melalap tenda-tenda pengungsi, banyak di antaranya adalah wanita dan anak-anak.
Tentara Israel menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki laporan mengenai warga sipil yang tewas dalam serangan tersebut. Aksi ini telah memicu kecaman dari berbagai negara di seluruh dunia.