Surabaya – Hujan meteor perseid atau Meteor Shower terjadi ketika meteoroid memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan tinggi, seringkali menyebabkan cahaya spektakuler yang menyerupai bintang jatuh.
Pada tanggal 12-13 Agustus 2023, kita akan disuguhi fenomena Hujan Meteor Perseid, yang dianggap sebagai salah satu hujan meteor terkemuka.
Proses ini berawal dari batuan-batuan dari luar angkasa yang berpapasan dengan bumi. Batuan tersebut bisa berupa serpihan komet yang hancur maupun batuan lainnya dari luar angkasa. Gaya gravitasi bumi menarik batuan-batuan ini sehingga mereka masuk ke atmosfer dan bergesekan dengan atmosfer bumi.
Akibat gesekan ini, timbul tekanan dan panas pada batuan, terutama pada lapisan mesosfer atmosfer bumi.
Panas yang dihasilkan menyebabkan batuan tersebut terbakar, menciptakan cahaya yang seringkali disebut “bintang jatuh.” Karena banyaknya meteor yang jatuh dan menyala seperti ini, disebut sebagai hujan meteor.
Hujan meteor Perseid akan terjadi pada tanggal 12-13 Agustus 2023. Fenomena ini terjadi ketika kita melihat meteor-meteor berjatuhan dalam jumlah besar, seakan-akan turun seperti hujan. Ini adalah salah satu fenomena astronomis yang menarik dan sayang untuk dilewatkan.
Dalam laman resmi Langit Selatan, disebutkan bahwa Hujan Meteor Perseid berlangsung mulai 14 Juli hingga 1 September 2023, dengan puncaknya pada 13 Agustus. Fenomena ini disebabkan oleh debu komet Swift-Tuttle.
Pada malam puncak Hujan Meteor Perseid, diperkirakan akan ada sekitar 100 meteor yang melintas setiap jam dan berasal dari rasi Perseus. Untuk daerah dengan kondisi minim polusi cahaya, kita mungkin bisa melihat sekitar 50-75 meteor setiap jam.
Rasi Perseus akan muncul di langit tengah malam, sekitar pukul 00:16 WIB dari arah timur laut, sedangkan bulan sabit akan terbit dini hari sekitar pukul 03:30 WIB, namun ini tidak akan mengganggu pengamatan Hujan Meteor Perseid.
Hujan Meteor Perseid termasuk dalam kategori hujan meteor mayor. Di Indonesia, kita bisa menyaksikan intensitas antara 36 hingga 61 meteor per jam.
Untungnya, fenomena ini tidak berbahaya. Meskipun meteor jatuh dan berinteraksi dengan atmosfer bumi, sebagian besar meteor tersebut sudah terbakar saat melewati atmosfer, sehingga tidak sampai ke permukaan bumi.