banner pilkada 2024

Hati-Hati! Ini Dampak El Nino bagi Kesehatan dan Ketersediaan Pangan di Indonesia

Dampak El Nino

Surabaya – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis prakiraan tentang puncak fenomena El Nino yang diharapkan terjadi pada bulan Agustus hingga September 2023.

El Nino adalah sebuah fenomena yang terkait dengan peningkatan Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur.

Hal ini dapat menyebabkan potensi pertumbuhan awan di wilayah tersebut, yang pada gilirannya mengurangi curah hujan, termasuk di Indonesia.

Profesor Tjandra Yoga Aditama, mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk kawasan Asia Tenggara, telah menyampaikan bahwa kondisi El Nino berdampak pada Indonesia, termasuk masalah kurangnya ketersediaan pangan.

Menurutnya, WHO mengidentifikasi 10 dampak kesehatan yang mungkin timbul akibat El Nino. Salah satunya adalah gangguan kekurangan makanan yang dapat menyebabkan masalah malnutrisi karena gangguan ketersediaan ketahanan pangan.

Selain itu, El Nino juga dapat meningkatkan risiko penyakit menular karena penurunan higiene sanitasi dan perubahan pola hidup yang berhubungan dengan penularan penyakit.

Kondisi ini juga dapat menyebabkan meningkatnya penyakit yang terkait dengan air (waterborne diseases) karena keterbatasan akses air dan sanitasi.

Profesor Tjandra juga menyoroti penurunan akses masyarakat ke fasilitas kesehatan dan gangguan pelayanan kesehatan yang bisa terjadi karena cuaca panas atau bencana alam yang berhubungan dengan masa El Nino.

El Nino juga berpotensi menyebabkan peningkatan penyakit pernapasan dan paru-paru akibat polusi serta masalah kesehatan kejiwaan dan dampak psikososial.

Dampak lainnya adalah peningkatan penyakit yang ditularkan melalui vektor (vector-borne diseases) seperti nyamuk, tikus, dan hewan lainnya karena perubahan pola hidup vektor tersebut.

Selain itu, Profesor Tjandra juga mencatat potensi dampak bencana alam selama masa El Nino, yang dapat menyebabkan pengungsian dan cedera langsung atau bahkan kematian akibat bencana ekstrem.

Dengan mendekati akhir Juli, Profesor Tjandra menekankan pentingnya pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap berbagai bahaya kesehatan yang mungkin muncul akibat El Nino di bulan Agustus dan September mendatang.

Baca Juga
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Jurnalistik Berkualitas Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!