banner pilkada 2024

Harga Beras di Lamongan Melambung, Telur Ayam Anjlok

Lamongan – Harga beras di sejumlah pasar di Lamongan tengah mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Sementara itu, harga telur ayam di wilayah Kota Soto ini merosot secara drastis.

Harga beras di beberapa pasar di Lamongan saat ini mencapai Rp 13.500 per kilogram, naik dari harga sebelumnya yang berada di angka Rp 9.500 per kilogram.

Kenaikan harga ini terpantau di beberapa pasar, termasuk Pasar Babat, Pasar Sidoharjo, Pasar Blimbing, Pasar Sukodadi, Pasar Sekaran, Mantup, dan Paciran.

Penyebab utama kenaikan ini adalah minimnya stok gabah di lapangan, yang berdampak pada melonjaknya harga beras di pasaran.

“Harga beras di pasar Lamongan terus mengikuti pergerakan harga gabah,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lamongan, Anang Taufik kepada wartawan.

Anang menjelaskan bahwa saat ini harga gabah di Lamongan juga mengalami kenaikan, dengan gabah kering panen (GKP) mencapai kisaran harga Rp 7.000 per kilogram, bahkan ada yang mencapai Rp 7.300 per kilogram.

Permintaan tinggi di pasar menjadi salah satu penyebab kenaikan harga gabah, sementara ketersediaannya terbatas akibat panen yang relatif kurang memadai.

Meskipun harga gabah naik, stok beras di Lamongan masih dalam kondisi yang aman.

“Kenaikan harga beras diperkirakan akan berlangsung hingga September atau Desember, karena pada bulan-bulan ini minim petani yang menanam padi, dan stok beras masih cukup aman,” tambahnya.

Di sisi lain, harga telur ayam di Lamongan mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Saat ini, harga telur ayam telah turun drastis menjadi Rp 19.000 per kilogram, sedangkan sebulan sebelumnya masih berkisar antara Rp 29.000 hingga Rp 30.000 per kilogram.

Hal ini menjadi sorotan para peternak ayam petelur di Lamongan.

“Harga telur turun menjadi Rp 19.000, sementara harga jagung justru naik mencapai Rp 6.500 per kilogram,” ungkap Supardi, seorang peternak dari Desa Mojosari, Kecamatan Mantup.

Akibat penurunan ini, para peternak di Lamongan menghadapi kerugian yang tidak kecil setiap harinya. Harga telur sebesar Rp 19.000 tersebut merupakan yang terendah dalam beberapa bulan terakhir.

“Dengan harga jagung dan konsentrat yang tinggi, harga pokok penjualan telur ayam berkisar antara Rp 25.000 hingga Rp 26.000 per kilogram,” jelasnya.

Penurunan harga jual telur ayam yang signifikan ini membuat peternak kesulitan untuk membeli pakan ayam dan bahkan membayar karyawan mereka, terutama bagi yang memiliki anak kandang.

“Jika penurunan harga telur ini berlanjut dalam jangka panjang, kemungkinan peternak kecil atau tradisional akan menghadapi kesulitan ekonomi,” tambahnya.

Kenaikan harga beras dan penurunan harga telur ayam juga telah dirasakan oleh para pembeli.

Rahma, salah satu pembeli, mengatakan bahwa dia telah beralih dari beras kualitas premium ke beras kualitas biasa untuk menghemat biaya.

Dia juga mencatat penurunan harga telur ayam dalam satu minggu terakhir.

“Beras naik, tetapi telur ayam turun,” ujar Rahma.

Baca Juga
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Jurnalistik Berkualitas Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!