Magetan – Emak-emak di Magetan mengeluhkan kelangkaan tabung gas elpiji 3 kg atau elpiji melon di pasaran. Akibatnya, sebagian warga terpaksa beralih menggunakan tungku kayu bakar.
Satu warga bernama Siti dari Sukowidi, Kartoharjo, Magetan, bahkan telah berusaha mencari elpiji melon dengan menjelajah hingga ke kampung sebelah, tetapi tidak berhasil menemukannya.
“Sudah pusing mencari elpiji, tapi tidak ada. Semua toko kosong. Saya sudah berputar-putar keliling kampung sebelah juga tidak ketemu,” ujarnya pada Jumat (21/7/2023).
Siti mengatakan bahwa dia akhirnya pasrah setelah mencari selama dua hari namun tidak berhasil mendapatkan gas elpiji. Namun, masalah kesulitan mencari gas elpiji ini telah berlangsung selama seminggu.
“Sudah lebih seminggu susah mencari, seringkali tabung di toko kosong,” ungkap Siti.
Dia juga menyampaikan bahwa jika dia akhirnya menemukan gas elpiji melon, harganya sekarang mencapai rata-rata Rp 20 ribu di pengecer.
“Harganya biasanya Rp 20 ribu di pengecer,” tutur Siti.
Karena sudah pasrah dengan situasi ini, Siti terpaksa membuat tungku darurat dari batu bata dan menggunakannya untuk memasak dengan kayu bakar. Hal ini membawanya kembali ke kenangan masa kecilnya.
“Memasak dengan kayu ini mengingatkan saya pada nostalgia zaman dahulu saat masih kecil,” ungkapnya.
Pengalaman serupa juga dialami oleh Ayu (27), seorang warga Kecamatan Barat, Magetan. Karena tidak berhasil menemukan elpiji 3 kg, dia juga terpaksa kembali menggunakan tungku kayu bakar untuk memasak.
“Sudah biasa menggunakan kayu bakar, jadi tidak terlalu kaget jika elpiji langka. Tetapi, sedikit merepotkan ketika ingin membuat kopi dan minuman hangat harus menggunakan kertas dan plastik sebagai bahan bakar di tungku kayu,” papar Ayu.
Putut (43), salah satu pemilik pangkalan elpiji di Desa Panggung, Barat, mengakui bahwa terjadi kekosongan elpiji karena keterlambatan pengiriman akibat Libur 1 Muharram.
“Iya, ada kekosongan karena pengiriman agak terlambat karena libur kemarin,” jelas Putut.