Malang – Seorang siswi salah satu SMA Negeri di Kota Malang berinisial NAD (16) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri. Dugaan awal menunjukkan bahwa kematian tragis siswi ini berkaitan dengan masalah percintaan.
“Kemungkinan besar ada persoalan dalam hubungannya dengan pacarnya. Dari informasi yang saya peroleh, sebelum peristiwa ini terjadi, korban sempat melakukan panggilan video dengan pacarnya. Namun, pacarnya tidak menjawab panggilan tersebut sebanyak dua kali,” ungkap seorang warga yang memilih untuk tidak disebutkan namanya pada hari Kamis (14/9/2023).
Selanjutnya, korban, yang saat itu berada di lantai satu, naik ke kamarnya yang berada di lantai dua. Pada saat itu, keluarga korban tahu bahwa ia sedang dalam kondisi sakit.
“Ketika panggilan video yang ketiga dilakukan, korban naik ke kamar di lantai atas. Setelah beberapa saat, kakak dari pacarnya menghubungi ibu korban dan meminta untuk melihat kondisi anaknya. Ketika dilihat, sayangnya, korban sudah dalam kondisi gantung diri dengan menggunakan tali pramuka,” tambahnya.
“Ia ditemukan dengan ponselnya menghadap ke arahnya saat kami menemukannya. Bahkan, makanan bakso yang dia makan belum habis dan masih terletak di kamarnya,” lanjutnya.
Di tempat terpisah, Kapolsek Kedungkandang, Kompol Agus Siswo Hariyadi, mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi yang diterima oleh petugas yang tiba di lokasi, pada hari Rabu (13/9/2023), sekitar pukul 21.30 WIB, korban naik ke kamarnya di lantai dua.
“Ibu korban kemudian menerima telepon dari kakak pacarnya, sekitar pukul 22.00 WIB, yang menginstruksikan ibu korban untuk memeriksa NAD. Saat ibu korban tiba di kamar anaknya, sayangnya, korban sudah meninggal dunia,” jelasnya.
Korban, yang merupakan warga Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, ditemukan tewas di kamar lantai dua rumahnya. Lehernya terikat dengan tali putih yang biasanya digunakan dalam kegiatan pramuka.
“Setelah korban ditemukan telah meninggal dunia, keluarga bersama warga sekitar turun tangan untuk mengevakuasi jenazah korban dan membawanya ke klinik Hasta Medika Lesanpuro,” ungkap Agus.
Polisi telah memeriksa beberapa saksi dan mengumpulkan barang bukti terkait kasus ini. Namun, keluarga korban telah menyatakan kesediaan mereka untuk menerima kejadian ini sebagai nasib dan tidak ingin melanjutkan penyelidikan lebih lanjut. Mereka juga telah menandatangani surat pernyataan ini yang juga diberitahukan kepada perangkat desa setempat.
“Keluarga korban, dalam kaitannya dengan kejadian ini, telah dengan tulus menerima kenyataan dan tidak menghendaki dilakukan pemeriksaan jenazah serta tidak akan mengambil langkah hukum,” pungkasnya.