Lamongan – Suasana pilu menyelimuti saat seorang pelajar MTs sekaligus seorang santri di sebuah pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Paciran tewas secara tragis, dengan dugaan kuat akibat penganiayaan yang tak terperi.
Menurut laporan yang tersebar, korban yang telah identifikasi dengan inisial MHN, seorang siswa kelas 7 MTs, didapati meninggal dunia.
[irp posts=”9237″ ]
Kejanggalan dalam kematian ini kemudian terkuak saat Basuni, orang tua korban, menerima kabar sedih ini dari ND, guru kelas yang juga menjadi wali kelas MHN.
Dalam situasi yang mengejutkan ini, ND dengan berat hati memberitahu Basuni bahwa MHN telah dilarikan ke RS Suyudi di Paciran.
Namun, kedatangan Basuni di rumah sakit hanya menemukan duka yang mendalam, karena anaknya sudah tiada.
Kecurigaan pun timbul, seiring luka-luka bekas penganiayaan yang terpampang jelas di tubuh sang anak.[irp]
Kondisi ini mengundang rasa curiga yang dalam, hingga langkah tegas diambil. Basuni tak tinggal diam, dan dengan langkah berani, dia melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib.
Polisi dari Polres Lamongan mulai mengusut tuntas insiden mengerikan ini.
“Kami masih tengah mendalami dan melakukan penyelidikan dalam kasus ini,” ucap Iptu Anton Krisbiantoro, Kasi Humas Polres Lamongan, pada Jumat (25/8/2023).