Malang – Kisah dramatis terjadi di lingkungan SMP Negeri 5 Satu Atap Singosari, saat Abdul Rozaq (49), seorang guru olahraga di sekolah tersebut, menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan oleh Anas Fahrudin, kepala sekolahnya sendiri.
Insiden yang mengejutkan ini membuat Rozaq mengambil tindakan hukum dengan melaporkan Anas ke kantor polisi setempat.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan bahwa Kapolsek Singosari, Kompol Achmad Robial, telah mengonfirmasi kebenaran laporan tersebut. Robial menegaskan bahwa saat ini pihaknya tengah mendalami kasus penganiayaan tersebut.
“Betul memang sudah dilaporkan, saat ini masih dalam pemeriksaan. Soal laporan penganiayaan guru,” tutur Robial kepada awak media pada Selasa (15/8/2023).
Sementara itu, dalam situasi yang penuh gejolak, Abdul Rozaq mengungkapkan rasa trauma yang mendalam akibat peristiwa penganiayaan yang dideritanya oleh Anas. Hingga saat ini, ia menolak untuk melanjutkan tugas mengajar selama Anas masih menjabat sebagai kepala sekolah.
“Saya nggak mau masuk kerja selama yang bersangkutan masih di SMP,” tegas Rozaq.
Sebelum kejadian ini mencuat, seorang guru di SMP Negeri 5 Satu Atap Singosari, Malang, telah melaporkan bahwa dirinya menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh oknum kepala sekolah. Akibat insiden tersebut, korban mengalami luka-luka memar yang cukup serius.
Guru yang terkena dampak adalah Abdul Rozaq, yang memiliki spesialisasi dalam bidang olahraga. Sementara Anas Fahrudin, kepala sekolah SMPN 5 Singosari, menjadi pihak yang dilaporkan.
Menurut relato Rozaq, penganiayaan terjadi pada Sabtu (12/8), sekitar pukul 21.00 WIB, di halaman SMP Negeri 5 Singosari. Pada saat itu, Rozaq sedang mendampingi para siswa yang tengah melaksanakan kegiatan kemah di area sekolah.
Tiba-tiba, Anas Fahrudin muncul dengan tindakan yang cukup mengejutkan, memaki-maki korban dengan kata-kata kasar, dan bahkan menendang Rozaq sebanyak dua kali pada bagian pinggang kanan.
Rozaq menceritakan bahwa saat kejadian berlangsung, ia sedang berbincang dengan seorang rekan guru. Namun, suasana tiba-tiba berubah ketika Anas mendatangi dan meminta Rozaq keluar dari ruangan.
“Saat saya keluar, baru di depan pintu saya sudah mendapat tendangan. Dua kali, satu kena satu meleset karena dihalangi teman. Kemudian berusaha mukul saya, tapi nggak nyampai, karena dihalangi teman-teman,” ungkap Rozaq saat diwawancara pada Selasa (15/8/2023).
Kasus ini semakin menarik perhatian masyarakat dan pihak berwenang, karena melibatkan dua individu yang seharusnya bertanggung jawab atas pembinaan dan pengajaran di lingkungan sekolah. Tunggu informasi lebih lanjut mengenai perkembangan kasus ini di kanal berita kami.