banner pilkada 2024

Jangan Lakukan 5 Hal Ini di Bulan Suro!

ilustrasi malam

Surabaya – Dalam budaya Jawa, bulan Suro dianggap baik namun juga sarat dengan bahaya. Oleh karena itu, masyarakat Jawa mematuhi sejumlah pantangan dan larangan selama bulan ini.

Wulan Selviana, Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, menjelaskan hal ini dalam penelitiannya tentang Ritual Menyambut Bulan Suro pada Masyarakat Jawa.

Tidak heran jika beberapa daerah di Jawa mengadakan kenduri tolak bala untuk menyambut bulan Suro. Selain itu, ada tradisi ngeruat, yaitu memandikan benda pusaka, yang dijalankan oleh masyarakat Jawa.

Berikut adalah sejumlah pantangan dan larangan yang dipatuhi dalam budaya Jawa selama bulan Suro:

  1. Dilarang berpergian jauh kecuali jika ada kepentingan yang mendesak.
  2. Dilarang mengadakan pesta seperti pernikahan, khitanan, dan syukuran lainnya.
  3. Dilarang membuat rumah atau pindahan rumah.
  4. Dilarang mengucapkan hal-hal yang buruk atau tidak baik.
  5. Sebaliknya, masyarakat Jawa berusaha menjalankan Tapa Mbisu (membisu) dengan mengontrol ucapan selama bulan Suro, hanya mengucapkan hal-hal yang baik-baik saja.

Bulan Suro dianggap sebagai waktu yang terikat dan doa-doa lebih mudah terkabul, sehingga masyarakat Jawa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Beberapa tokoh seperti Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar, juga mengungkapkan filosofi di balik pelarangan menggelar pesta pada bulan Asyura atau bulan Muharram atau bulan Suro.

Bulan Muharram merupakan waktu prihatin bagi anak cucu Rasulullah SAW, terutama Husain bin Ali bin Abi Thalib, yang mengalami penderitaan hingga terbunuh, sehingga Asyura dianggap sebagai bulan duka.

Oleh karena itu, menggelar pesta atau acara besar di bulan tersebut dianggap tidak pantas dan bertentangan dengan rasa cinta terhadap Nabi Muhammad SAW.

Kiai Marzuki menekankan perlunya menjaga adab dan menghormati ahlul bait dan habaib, sehingga umat Islam tidak seharusnya bersenang-senang saat mengingat wafatnya Husain.

Baca Juga
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Jurnalistik Berkualitas Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!