banner pilkada 2024

Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Mahasiswa KKN Unisda Terbitkan Buku Mendhak Sanggring

Lamongan – Demi menjaga warisan budaya, tradisi dan kearifan lokal, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Darul Ulum Lamongan membuat buku Mendhak Shanggring Desa Tlemang.

Buku tersebut memuat data-data dan informasi seperti sejarah budaya Mendhak Sanggring.

“Kita tahu dengan revolusi digital budaya asing juga dengan mudahnya mempengaruhi alam bawah sadar anak-anak kita. Sehingga, mendhak sanggring ini kami dukung untuk dilestarikan dari level anak-anak sekolah sampai ibu-ibu, dan lain sebagainya dalam bentuk buku,” ulas Ibu Intan Maya Sari Selaku Dosen Pebimbing Lapangan (DPL) KKN Unisda Lamongan, di Desa Tlemang Lamongan, Sabtu(5/8/2023).

Ia menjelaskan bahwa program tersebut merupakan salah satu program kerja keilmuan yang dilakukan sebagai bentuk partisipasi aktif dalam pengembangan desa.

Desa Tlemang yang terletak di Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan memiliki tradisi dan budaya yang begitu berharga dan terus dijaga keeksistensiannya oleh masyarakat setempat, yakni tradisi Mendhak Sanggring.

Warisan budaya ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari identitas budaya lokal serta telah dikenal dan diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh pemerintah Kabupaten Lamongan.

Kegiatan yang dilakukan oleh tim KKN Unisda 2023 di Desa Tlemang berupa observasi serta wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat terkemoka guna mendokumentasikan sejarah tradisi Mendhak Sanggring yang rencananya akan diterbitkan dalam bentuk buku.

Berdasarkan hasil wawancara tim KKN Unisda Desa Tlemang, Warisan budaya Mendhak Sanggring dilaksanakan pada tanggal 24-27 Jumadil Awal yang terdiri dari 4 tahapan, dimulai dengan prosesi bersih sendang; dilanjutkan bersih cungkup/makam Ki Buyut Terik.

Kemudian prosesi ketiga yakni selametan daging kambing yang meliputi selametan Cethik Geni, pertunjukan wayang krucil, ziarah makam Ki Buyut Terik, dan kenduri.

Sedangkan prosesi puncaknya adalah selametan Sanggring (Mendhak Sanggring) dimana para warga lelaki memasak ayam dengan dicampur rempah-rempah yang diperoleh dari seluruh warga Desa Tlemang. Prosesi tersebut dimasak pada 3 kenceng/wajan besar.

Hal yang unik dari kegiatan memasak ini adalah proses mengaduk pada kenceng/wajan besar tersebut , dimulai dari kenceng 1 yang dipindah ke kenceng 2, dan dipindah lagi ke kenceng 3, dan sebaliknya.

Setelah semua prosesi masak besar selesai, masakan tersebut terlebih dulu disajikan dalam 44 piring yang diambil dari kenceng 1 yang digunakan sebagai sesajen dan diletakkan di satu ruangan kosong.

Setelah prosesi tersebut, masakan akan dicicipi oleh Kepala desa sebelum dibagikan kepada seluruh warga. Seringkali banyak orang dari luar desa yang datang saat pelaksanaan Mendhak Sanggring tersebut untuk meminta masakan Sanggring yang dipercaya dapat dijadikan obat.

Tradisi Mendhak Sanggring menjadi salah satu bentuk nyata bagaimana masyarakat Desa Tlemang menghargai dan melestarikan kearifan lokal di era modernisasi.

Dengan kesungguhan dan kecintaan masyarakat terhadap tradisi ini, masyarakat setempat berhasil menjaga keunikan dan keaslian budaya yang ada sehingga dapat terus mengalir dan memberi inspirasi bagi generasi mendatang.(*)

 

*) Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya dari SiaraNesia, temukan kami di Google News sekarang!

Baca Juga
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Jurnalistik Berkualitas Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!