Kediri – Terjadi dugaan pencemaran air sumur warga di Kota Kediri yang mengakibatkan air sumur tersebut berbau kuat seperti bahan bakar minyak (BBM).
Penanganan masalah ini dilakukan oleh Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHKP) serta Dinas Kesehatan.
Upaya ini juga mendapatkan dukungan penelitian dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Pencemaran air sumur ini pertama kali mencuat sejak awal Agustus 2023, ketika air sumur yang biasanya bersih tiba-tiba mengeluarkan bau yang menyerupai BBM.
Bahkan, kejadian yang lebih mencemaskan adalah bahwa air sumur ini bisa terbakar saat disulut api.
Di Kelurahan Tempurejo, tepatnya pada 14 sumur, kondisi semakin merisaukan karena selain berbau, air tersebut juga licin.
Beberapa sumur bahkan mengalami perubahan warna menjadi keruh dan berwarna hitam.
Dalam upaya mengungkap penyebab pasti pencemaran air sumur berbau BBM ini, Pemerintah Kota Kediri bersama dengan Polres Kediri melakukan pengambilan sampel air.
Sampel air sumur diambil di rumah warga di RT 5 RW 2 Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.
Selanjutnya, peneliti dari ITS akan melakukan uji laboratorium yang lebih komprehensif untuk mengidentifikasi sumber pencemaran tersebut.
“Kemarin sudah diambil sampel oleh ITS bersama tim DLHKP, Dinas Kesehatan Kota Kediri. Ini bertujuan untuk mendalami pencemaran air,” ujar Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar pada Sabtu (9/9/2023).
Dia menambahkan bahwa kondisi air sumur semakin memburuk, menjadi lebih kental, dan pencemarannya semakin terlihat.
Hasil uji laboratorium dari ITS akan menjadi kunci dalam mencari sumber pencemaran ini, apakah berasal dari belakang, depan, atau tempat lainnya.
Meskipun begitu, Abu Bakar menekankan bahwa saat ini masih terlalu dini untuk berspekulasi mengenai penyebab pasti pencemaran ini.
Namun, jika dugaan pencemaran berasal dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di sekitar lingkungan ini terbukti benar, pihak berwenang akan mengambil tindakan tegas.
Termasuk penutupan sementara SPBU tersebut untuk perbaikan hingga situasinya benar-benar teratasi.
“Besok minggu depan ini akan kita cek bersama ITS, kalau memang dari SPBU ya SPBU-nya ditutup, diperbaiki sampai beres baru dia boleh operasional lagi,” pungkas Abu.