Sukoharjo – Kejadian pembakaran sepeda motor milik warga Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, setelah pertandingan Derby Jateng antara Persis Solo dan PSIS Semarang berakhir tanpa kekerasan.
Polisi menyatakan bahwa pihak korlap suporter PSIS bersedia mempertanggungjawabkan peristiwa pembakaran sepeda motor tersebut.
“Intinya pihak korlap PSIS telah bersedia bertanggung jawab dan telah mencapai kesepakatan melalui musyawarah mufakat,” ujar Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit.
Sigit juga menjelaskan bahwa dirinya telah berkomunikasi dengan pihak suporter PSIS Semarang.
“Pihak suporter PSIS telah mengambil tanggung jawab atas kejadian pembakaran sepeda motor ini. Semuanya sudah jelas dan telah terjadi komunikasi,” tambah Sigit.
Lebih lanjut, Sigit mengungkapkan bahwa rombongan suporter dari Semarang telah mendapat pengawalan polisi saat mereka tiba di Kartasura. Namun, dalam perjalanan terjadi insiden saling lempar antar suporter, yang menyebabkan beberapa kendaraan warga menjadi sasaran.
“Ini melibatkan banyak orang, sekitar ratusan. Beberapa berhenti, dan motor warga di sekitarnya menjadi sasaran. Pengawalan telah dilakukan oleh Brimob, Satlantas, dan Polsek,” jelasnya.
Meskipun demikian, polisi masih belum dapat memastikan identitas pelaku pembakaran sepeda motor tersebut.
“Pelaku pembakaran ini melibatkan banyak pihak, sehingga sulit untuk mengidentifikasi satu pelaku tunggal. Karena ada suporter dari Solo dan Semarang, situasinya menjadi kompleks,” ungkap Sigit.
Namun, orang tua pemilik motor telah memberikan pengertian atas insiden ini.
Sebelumnya, dalam Derby Jateng antara Persis Solo melawan PSIS Semarang pada pekan ke-12 Liga 1 2023/2024 di Stadion Manahan Solo, terjadi sejumlah insiden.
Suporter tim tamu diduga berhasil masuk ke dalam stadion, meskipun aturan tidak mengizinkan kehadiran suporter tamu.
Selain itu, rombongan suporter yang diduga berasal dari Semarang terlibat dalam konflik dengan warga di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
Faesal (28), seorang warga Desa Purwogondo, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, mengungkapkan bahwa motor milik ayahnya menjadi sasaran dalam kerusuhan tersebut.
Faesal bukanlah seorang penonton dalam laga Derby Jateng tersebut. Malam itu, dia keluar rumah untuk membeli makan.
“Saya berhenti karena ada konvoi banyak sekali, dari Solo ada dari Semarang juga ada. Saya takut karena sudah terjadi kerusuhan, seperti saling lempar antar suporter. Sepeda motornya tertinggal, saya meninggalkannya, dan kemudian motor itu dibakar oleh suporter Semarang,” ucap Faesal.