Surabaya – Sebagai seorang Muslim, kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan dua ibadah penting ini: kurban dan zakat. Keduanya memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan seorang Muslim, namun seringkali banyak yang masih bingung dengan perbedaan di antara keduanya. Artikel ini akan membantu kamu memahami perbedaan antara kurban dan zakat dengan lebih mendalam. Mari kita bahas satu per satu!
Kurban, atau dalam bahasa Arab disebut “udhiyah,” adalah ibadah yang dilakukan dengan menyembelih hewan ternak pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyrik (tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah). Hewan yang biasa digunakan untuk kurban meliputi sapi, kambing, domba, dan unta.
Kurban memiliki sejarah panjang yang berawal dari kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya, Ismail AS. Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya sebagai ujian keimanan. Ketika Nabi Ibrahim hendak melaksanakan perintah tersebut, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba. Inilah asal mula tradisi kurban yang kita lakukan setiap tahun.
Kurban adalah sunnah muakkadah, yang berarti sangat dianjurkan bagi mereka yang mampu. Beberapa ulama bahkan berpendapat bahwa kurban adalah wajib bagi yang mampu. Hewan kurban harus memenuhi beberapa syarat, antara lain:
Zakat adalah rukun Islam yang ketiga dan merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat. Zakat berfungsi sebagai pembersihan harta dan jiwa, serta sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap sesama.
Perhitungan zakat berbeda-beda tergantung jenis hartanya. Berikut tabel sederhana untuk memudahkan perhitungan zakat:
Jenis Harta | Nisab | Kadar Zakat |
---|---|---|
Emas | 85 gram | 2,5% |
Perak | 595 gram | 2,5% |
Uang | Setara 85 gram emas | 2,5% |
Hasil Pertanian | 653 kg (beras) | 5-10% |
Harta Perdagangan | Setara 85 gram emas | 2,5% |
Hewan Ternak | Tergantung jenis dan jumlah | Tergantung |
1. Apakah anak-anak wajib membayar zakat?
Tidak, zakat hanya wajib bagi Muslim dewasa yang memiliki harta mencapai nisab dan haul. Namun, orang tua bisa membayarkan zakat fitrah atas nama anak-anak mereka.
2. Apakah kurban bisa diwakilkan?
Ya, kurban bisa diwakilkan, artinya kamu bisa mewakilkan penyembelihan hewan kurban kepada orang lain atau lembaga tertentu yang dipercaya.
3. Bagaimana cara menghitung zakat profesi?
Zakat profesi dihitung dari penghasilan bersih setelah dikurangi kebutuhan dasar. Kadar zakatnya adalah 2,5% dari penghasilan tersebut jika sudah mencapai nisab.
4. Apakah ada sanksi bagi yang tidak membayar zakat?
Secara hukum syariat, tidak ada sanksi fisik yang dikenakan, namun secara spiritual, tidak membayar zakat berarti melalaikan kewajiban yang dapat berakibat pada dosa.
Kurban dan zakat adalah dua ibadah yang berbeda namun sama-sama penting dalam Islam. Kurban lebih menekankan pada pengorbanan dan ketaatan kepada Allah, sementara zakat lebih fokus pada kepedulian sosial dan pembersihan harta. Memahami perbedaan ini membantu kita menjalankan kedua ibadah tersebut dengan lebih baik dan sesuai tuntunan syariat.
Dengan memahami perbedaan antara kurban dan zakat, kamu bisa lebih bijak dalam melaksanakan ibadah dan berbagi rezeki dengan sesama. Selamat menjalankan ibadah kurban dan zakat dengan penuh keikhlasan dan keimanan!