Jakarta – Halo, kamu! Udah tau belum kalau proses penuaan itu melewati tiga fase? Menurut Dr. dr. Nadia Permatasari, M, Biomed (AAM), ada tiga tahap utama dalam proses penuaan, yaitu fase subklinik, fase transisi, dan fase klinik. Yuk, kita bahas satu-satu biar kamu lebih paham dan bisa tetap awet muda!
Di fase subklinik, yaitu saat kamu berusia 25-35 tahun, sudah mulai terjadi penurunan hormon seperti hormon pertumbuhan, testosteron, dan estrogen.
Di tahap ini, penumpukan kerusakan DNA terutama akibat radikal bebas mulai terjadi di setiap sel tubuh. Tapi tenang, biasanya ini nggak terdeteksi secara lahiriah. Jadi, kamu masih merasa normal tanpa tanda-tanda penuaan apapun.
“Pada usia 25 hingga 35 tahun, meskipun hormon mulai menurun dan terjadi akumulasi kerusakan DNA, biasanya tanda-tanda penuaan belum terlihat secara nyata,” jelas Dr. Nadia saat dihubungi, Selasa (2/7).
Masuk usia 35-45 tahun, kamu akan masuk ke fase transisi. Di sini, penurunan hormon lebih lanjut terjadi, bisa lebih dari 25%. Nggak cuma itu, penurunan massa otot juga mulai terasa.
Akibatnya, energi dan kekuatan kamu mulai menurun, dan komposisi lemak tubuh meningkat. Di fase ini, kamu mulai merasa dan terlihat tua. Duh!
“Pada fase transisi, terjadi penurunan hormon yang lebih signifikan. Massa otot berkurang, energi menurun, dan lemak tubuh meningkat, membuat seseorang mulai merasa dan terlihat tua,” kata Dr. Nadia.
Nah, fase klinik ini terjadi saat kamu berusia 45 tahun ke atas. Penurunan hormon semakin terus berlanjut, diikuti penurunan kepadatan tulang, percepatan penurunan massa otot, dan peningkatan lemak tubuh.
Kerusakan akibat radikal bebas pun terus berlanjut, mengakibatkan timbulnya banyak penyakit akibat penuaan. Serem, kan?
“Di usia 45 tahun ke atas, penurunan hormon semakin parah, diikuti penurunan kepadatan tulang dan massa otot. Ini menyebabkan banyak penyakit degeneratif akibat penuaan,” terang Dr. Nadia.
Jangan khawatir! Meski proses penuaan nggak bisa dihentikan, ada beberapa cara untuk mengatasi dan memperlambatnya.
“Hindari makanan tinggi karbohidrat dan gula, serta daging olahan yang mengandung bahan pengawet. Konsumsi makanan yang kaya antioksidan seperti buah dan sayuran untuk melawan radikal bebas,” saran Dr. Nadia.
Selain itu, penting juga untuk menjaga gaya hidup sehat dengan rutin berolahraga dan menghindari stres. Jangan lupa untuk selalu menggunakan tabir surya agar kulit terhindar dari paparan radiasi ultraviolet.
“Rutin berolahraga dan hindari stres. Jangan lupa pakai tabir surya untuk melindungi kulit dari radiasi ultraviolet,” tambahnya.
Di usia 45 tahun ke atas, terapi stem cell bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kerusakan dalam tubuh akibat penuaan. Stem cell bisa menumbuhkan lebih dari 200 jenis sel tubuh dan membantu memperbaiki kerusakan sel.
“Terapi stem cell saat ini masih dalam tahap uji klinis, tetapi memiliki potensi besar untuk mengatasi kerusakan akibat penuaan,” jelas Dr. Nadia.
Dalam aktivitas sehari-hari, meskipun sudah melakukan perawatan, tetap penting untuk menjaga kesehatan kulit. Hindari paparan radiasi ultraviolet, radikal bebas, dan bahan kimia. Pakai tabir surya dan pilih bahan kosmetik yang aman.
“Mengkonsumsi antioksidan dan menjaga gaya hidup sehat sangat diperlukan untuk menjaga kerusakan DNA lebih lanjut dan mengoptimalkan peranan stem cell. Jauhi stres dan terapkan gaya hidup sehat agar kulit tetap awet muda,” pungkas Dr. Nadia.