
Jakarta – Toko telepon seluler (ponsel) Wahana Store ngebantah abis-abisan soal buka lowongan kerja buat pelamar yang diduga jadi korban penipuan dan penggelapan modus pencurian data pribadi buat pinjaman online (pinjol).
“Tidak benar kami membuka lowongan pekerjaan. Jadi, kalau dibilang lowongan kerja, itu bohong. Kalau di situ ada lowongan kerja, akan tertulis,” kata pemilik Toko Wahana Store Widianto di Jakarta, Selasa.
Bantahan ini disampein Widianto gara-gara ada oknum karyawannya berinisial R yang diduga melakukan penipuan dan penggelapan ke puluhan pelamar kerja.
Arif Iskandar, salah satu karyawan Toko Wahana Store, bilang kalau toko tempat dia kerja nggak pernah buka lowongan kerja atau nyuruh karyawan buat cari karyawan baru.
“Apalagi, untuk admin serta meminta KTP dan lainnya itu nggak ada sama sekali. Kami tidak pernah menerima CV atau lamaran dari para pencari kerja,” ujarnya.
Menurut Arif, R udah nggak kerja lagi di Toko Wahana Store setelah ketauan melakukan pencurian data pribadi buat pinjaman online (pinjol) itu.
“Sejak 27 Mei 2024, R tidak bekerja lagi dan itu ada konfirmasi chat WA dengan bos saya. Sejak ada seseorang yang menanyakan itu, soal lowongan pekerjaan itu,” ucapnya.
Pemilik Toko Wahana Store ngaku bakal kooperatif kalau dipanggil Polres Metro Jakarta Timur. “Pastinya dong untuk meng-clear-kan lagi nama perusahaan (toko) juga, nanti bos saya akan kooperatif saat dipanggil sebagai saksi,” kata dia.
Arif nambahin kalau perbuatan R soal pencurian data pribadi buat pinjaman online (pinjol) murni atas inisiatif R sendiri. Dia pun sempat curiga sama gelagat R sebelum kasus itu mencuat.
Sebelumnya, puluhan pelamar kerja diduga jadi korban penipuan dan penggelapan modus pencurian data pribadi buat pinjaman online (pinjol) oleh oknum karyawan toko ponsel di Pusat Grosir Cililitan (PGC) Jakarta Timur.
Muhammad Lutfi (31), salah satu korban, di Mapolres Metro Jakarta Timur, Jumat (5/7), bilang kalau puluhan pelamar kerja itu di awal Mei 2024 dijanjiin kerjaan dengan syarat nyerahin KTP dan ponsel bareng sama surat lamaran ke R (terlapor) yang karyawan Toko Wahana Store PCG, Kramat Jati.
Namun, data pelamar kerja itu diduga dicuri R buat ngajukan pinjol. Total kerugian yang dialami 27 korban nyampe lebih dari Rp1 miliar.
“Awalnya R (terlapor) nawarin kerjaan sebagai admin konter ponsel. Selanjutnya para korban nyerahin beberapa persyaratan seperti KTP berikut foto diri,” kata warga Ciracas itu.
Tanpa izin dan sepengetahuan korban, terlapor R udah install aplikasi tertentu di ponsel korban. “Tiba-tiba ada transaksi tagihan pinjaman dan kredit online seperti Shopeepay later, Adakami, Home Kredit, Kredivo, dan Akulaku serta lainnya. Kami para korban tidak pernah mengajukan transaksi tersebut,” ujarnya.
Atas kejadian itu, korban dirugikan dengan total tagihan sebesar Rp1,1 miliar. Polres Metro Jakarta Timur lagi nyidik kasus ini. “Kami telah periksa enam orang saksi, yakni para korban. Kami akan memeriksa saksi lainnya dan memanggil terlapor berinisial R tadi untuk dimintai keterangan sebagai saksi,” kata Kapolres Metro Jaktim Kombes Pol. Nicolas Ary Lilipaly ketika dikonfirmasi di Jakarta, Senin (8/7).
Para korban diiming-imingi kerjaan oleh terlapor, lalu diminta nyerahin KTP dan foto diri ke terlapor R. “Si terlapor dalam hal ini saudara R melakukan modus operandi berlagak seperti penyalur tenaga kerja di toko telepon seluler itu. Dia mencari mangsa dengan catatan bahwa mangsa atau korban ini dapat memberikan identitas aslinya berupa KTP dan membuat swafoto diri,” ujar Nicolas.
FAQ (Pertanyaan Umum)