
Blitar, Siaranesia.com – Pemerintah Kabupaten Blitar terus memperkuat sistem layanan kesehatan yang berpihak pada masyarakat.
Salah satu upaya konkret dilakukan oleh UPT Puskesmas Udanawu melalui peluncuran tiga inovasi unggulan di bidang kesehatan ibu dan anak: APEL SEHATKU, AMBIL JARIT IBU, dan JERUK BALI.
Ketiga inovasi tersebut merupakan bentuk transformasi pelayanan kesehatan primer yang menempatkan keluarga dan masyarakat sebagai pusat intervensi, guna menciptakan generasi yang sehat dan tangguh.
APEL SEHATKU: Libatkan Ayah dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan.
APEL SEHATKU (Ayah Peduli Seribu Hari Pertamaku) adalah gerakan keluarga peduli gizi yang dirancang untuk mengoptimalkan peran ayah dalam mendampingi masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), periode krusial yang menentukan tumbuh kembang anak.
Program ini melibatkan ayah dalam berbagai kegiatan, antara lain:
• Distribusi dan pemantauan konsumsi tablet tambah darah (Fe) serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).
• Monitoring berat badan dan lingkar lengan atas (LiLA) ibu hamil.
• Kunjungan rumah oleh kader dan petugas gizi untuk edukasi gizi personal.
• Keterlibatan langsung ayah dalam sesi konseling gizi dan kehamilan.
Hasilnya, pada 2024, cakupan konsumsi PMT dan Fe di wilayah sasaran mencapai 100%, dengan indikator pertumbuhan ibu hamil menunjukkan peningkatan signifikan. Inovasi ini membuktikan bahwa kesehatan ibu dan anak adalah tanggung jawab seluruh anggota keluarga.
AMBIL JARIT IBU: Jemput Bola Skrining Kehamilan dan TB
AMBIL JARIT IBU (ANC Mobile dan Penjaringan TB Ibu Hamil) hadir untuk menjawab tantangan rendahnya cakupan pemeriksaan kehamilan terpadu dan deteksi penyakit menular pada ibu hamil, khususnya tuberkulosis (TB).
Melalui pendekatan mobile, petugas kesehatan turun langsung ke masyarakat dengan layanan:
• Pemeriksaan kehamilan terpadu (ANC) minimal enam kali, termasuk dua kali oleh dokter.
• Skrining triple eliminasi (HIV, sifilis, hepatitis B).
• Deteksi dini TB pada ibu hamil.
• Konseling dan rujukan tepat waktu bagi kasus risiko tinggi.
Inovasi ini tidak hanya meningkatkan cakupan layanan, tetapi juga menyelamatkan ibu dan janin dari komplikasi yang dapat dicegah sejak dini. Program ini sejalan dengan standar WHO dan kebijakan Kementerian Kesehatan.
JERUK BALI: Layanan Aktif untuk Cegah Stunting
JERUK BALI (Jemput Kerumah untuk Bayi dan Balita) adalah layanan deteksi dini masalah gizi pada balita yang belum terjangkau posyandu maupun puskesmas. Program ini mendukung percepatan penurunan stunting di Kecamatan Udanawu.
Melalui pendekatan jemput bola, kader dan petugas gizi melakukan:
• Penjemputan balita yang belum hadir ke posyandu.
• Pendampingan intensif bagi anak balita dan ibu hamil bermasalah gizi.
• Rekomendasi pemeriksaan lanjutan ke fasilitas gizi atau klinik tumbuh kembang.
• Edukasi keluarga tentang pentingnya kunjungan rutin ke posyandu.
• Pengawalan proses intervensi agar hasilnya terukur dan berkelanjutan.
•
JERUK BALI berhasil meningkatkan kepatuhan terhadap rujukan dan mempercepat layanan lanjutan bagi anak-anak yang membutuhkan.
Dukungan Bappedalitbang: Inovasi Jadi Budaya Kerja
Keberhasilan tiga inovasi ini didukung oleh peran strategis Bappedalitbang Kabupaten Blitar sebagai pembina inovasi daerah. Lembaga ini aktif dalam monitoring dan evaluasi, pendampingan pelaporan ke Kementerian Dalam Negeri melalui Indeks Inovasi Daerah, serta promosi melalui media dan forum ilmiah.
Kepala Bappedalitbang Kabupaten Blitar menegaskan komitmen untuk menjadikan inovasi sebagai bagian dari budaya birokrasi. “UPT Puskesmas Udanawu adalah contoh nyata bahwa inovasi bukan hanya mungkin, tetapi juga berdampak besar bila dirancang berdasarkan kebutuhan riil masyarakat,” ujarnya.
Melalui kolaborasi antara tenaga kesehatan, masyarakat, dan pemerintah daerah, UPT Puskesmas Udanawu menunjukkan bahwa pendekatan humanis dalam layanan primer mampu menjadi fondasi penting bagi masa depan kesehatan masyarakat Blitar.