banner pilkada 2024

Kotak Hitam 2 Pesawat Super Tucano Telah Ditemukan

Pasuruan – Tim TNI Angkatan Udara (AU) berhasil mendeteksi Flight Data Recorder (FDR) dari dua pesawat EMB-341 Super Tucano yang mengalami kecelakaan di Pasuruan. FDR tersebut dianggap sebagai kunci utama dalam upaya mengungkap penyebab jatuhnya pesawat buatan Brasil tersebut.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Agung Sasongkojati, menyampaikan bahwa FDR dari kedua pesawat tersebut telah diamankan oleh tim sejak hari kemarin.

“Itu sudah hari kemarin sudah dibawa oleh tim. Jadi FDR-nya sudah aman, sudah aman FDR. Dua-duanya sudah,” ujar Agung kepada wartawan pada Sabtu (18/11/2023).

Selain FDR, tim juga berhasil menemukan dan mengamankan senjata yang berada di dalam pesawat. “Senjatanya juga sudah dua-duanya dibawa,” tambah Agung.

Agung menekankan bahwa langkah terpenting saat ini adalah mengamankan FDR dan senjata yang berada di dalam badan pesawat. Proses evakuasi bangkai pesawat akan dilakukan dalam upaya berikutnya.

“Sementara masih itu, yang penting senjata dan FDR, yang lainnya akan menyusul karena perlu waktu untuk pesawat segede itu tempatnya susah,” tuturnya.

Dalam konteks penyelidikan FDR, Agung menjelaskan bahwa tim investigasi yang telah dibentuk sebelumnya akan bertanggung jawab atas analisis data tersebut.

“Sementara nanti tim yang akan memeriksa itu, kelihatannya datanya bisa dibaca di tempat kita,” tegasnya.

Agung juga menambahkan bahwa medan yang cukup berat di lokasi kejadian menjadi kendala utama dalam proses evakuasi. Pihaknya menargetkan bahwa proses evakuasi dapat selesai dalam waktu sepekan.

“Karena medannya cukup berat kira-kira seminggu lah, nggak bisa dipaksain, kan hujan-hujan tambah bahaya bagi orang, itu mudah longsor dan tanahnya gembur,” imbuhnya.

Rencana evakuasi menggunakan helikopter juga akan kembali dipertimbangkan mengingat tingkat risiko dan medan yang cukup sulit.

“Untuk evakuasi dengan helikopter akan ditanyakan lagi, karena daerahnya cekung, daerah berbahaya untuk helikopter turun. Daripada risikonya celaka, makanya kami nggak pakai helikopter, itu hanya opsi saja setelah dilihat cuaca. Jadi nanti ada informasi lebih lanjut, tidak bisa dipaksakan,” pungkasnya.

Baca Juga
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Jurnalistik Berkualitas Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!