Kota Malang – Kemacetan di Kota Malang semakin menjadi masalah serius yang tak bisa diabaikan. Dinas Perhubungan (Dishub) setempat bahkan telah memberikan peringatan, bahwa situasinya mendekati titik jenuh yang mengkhawatirkan.
Data yang dihimpun oleh Dishub mengungkapkan bahwa volume lalu lintas di Kota Malang sangat memengaruhi derajat kejenuhan di sejumlah ruas jalan, mencapai angka kritis 0,88. Ini merupakan sinyal bahaya yang nyaris menyentuh angka maksimal titik jenuh, yakni 1.
“Kami melakukan perhitungan bersama para ahli transportasi. Kondisi kemacetan saat ini mencapai titik jenuh 0,88, dan ini menjadi keseharian kita,” ujar Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, saat diwawancarai oleh wartawan pada Jumat (11/8/2023).
Dampak dari situasi ini dirasakan langsung oleh para pengguna kendaraan bermotor. Ketika kendaraan terjebak dalam kemacetan, bahan bakar terbuang percuma di tempat.
“Rugi besar dikeluarkan oleh setiap kendaraan yang terjebak kemacetan, mencapai Rp 2 ribu per kilometer,” ungkap Widjaja.
Untuk mengatasi masalah titik jenuh kemacetan yang ada di Kota Malang, Dishub telah mengambil langkah proaktif dengan merancang rekayasa lalu lintas guna meredakan kepadatan kendaraan yang melanda.
“Kami telah merancang rencana rekayasa lalu lintas, terutama di sekitar Buk Gluduk (jembatan Kereta Api), mulai dari Jalan Gatot Subroto hingga kawasan Rampal,” jelas Widjaja.
Rencana ini masih dalam tahap pembahasan yang melibatkan Forum Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).
“Kami berharap, jika semuanya disepakati, kerjasama dengan TNI di wilayah tersebut juga dapat memberikan kontribusi positif. Kami berdoa agar rekayasa ini bisa memberikan bantuan nyata kepada masyarakat dan mengurangi beban volume kendaraan,” tutupnya optimis.