Setahun Pemerintahan Prabowo–Gibran: Akselerasi, Transisi, dan Tantangan Komunikasi Politik

Mohammad Trijanto, Ketua Front Mahasiswa Revolusioner (FMR) Kabupaten Blitar ( foto by Alvin).

Siaranesia.com, BLITAR — Menjelang satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada 20 Oktober 2025, sejumlah kalangan menilai perjalanan setahun pertama duet tersebut menunjukkan arah positif.

Ketua Front Mahasiswa Revolusioner (FMR) Kabupaten Blitar, Mohammad Trijanto, menyebut masa setahun ini merupakan periode transisi dan akselerasi bagi pemerintahan baru. Ia menilai beberapa kebijakan menunjukkan kemajuan nyata, meski masih memerlukan penyempurnaan, terutama di bidang komunikasi politik dan konsolidasi internal.
“Sudah ada perkembangan positif dari Presiden Prabowo dan Gibran. Apalagi masa ini adalah masa transisi. Butuh akselerasi dan penyesuaian di tubuh kabinet,” ujar Trijanto saat ditemui wartawan di Blitar, Senin (13/10/2025).

Menurutnya, tingkat kepuasan publik yang mencapai 80 persen berdasarkan survei Kompas menjadi indikator kepercayaan masyarakat terhadap arah kebijakan pemerintah. Ia juga menilai langkah-langkah dalam penegakan hukum dan pemberantasan korupsi mulai menunjukkan hasil.
“Beberapa kementerian yang sempat bermasalah kini mulai dibenahi. Ini membuktikan komitmen pemerintah terhadap reformasi hukum dan tata kelola,” lanjutnya.

Di sisi lain, Trijanto menyoroti reorganisasi di tubuh TNI dan Polri yang menurutnya menjadi langkah strategis dalam memperkuat stabilitas nasional dan memperbaiki sistem pascareformasi.
Ia juga menilai kebijakan pemerintah dalam menyikapi geopolitik internasional dan forum global menunjukkan peran aktif Indonesia. “Kehadiran Prabowo di forum-forum internasional memberi sinyal kuat bahwa Indonesia dihormati di kancah global,” katanya.

Dalam bidang ekonomi, Trijanto memuji pergantian beberapa posisi strategis di kabinet, khususnya pada level Menko, sebagai bentuk keberanian pemerintah melakukan pembaruan demi kepentingan rakyat.
“Menko yang baru lebih revolusioner, lebih memprioritaskan kepentingan rakyat. Misalnya proyek kereta cepat yang kini dikembalikan ke BUMN agar tidak membebani negara,” ujarnya.

Meski demikian, ia menilai masih ada pekerjaan rumah besar di sektor komunikasi politik. Menurutnya, Presiden Prabowo perlu memperkuat interaksi langsung dengan masyarakat.
“Komunikasi politik Prabowo harus dibenahi agar lebih dekat dengan rakyat, tidak hanya mendengar laporan dari lingkaran terdekat,” katanya.

Trijanto menilai belum tepat jika publik menilai keberhasilan atau kegagalan pemerintahan hanya berdasarkan kinerja setahun pertama.
“Ini masih tahap transisi dan akselerasi. Kalau mau menilai gagal atau berhasil, lihat nanti di akhir masa jabatan. Saat ini, saya pikir tidak gagal—ini justru fondasi kemajuan,” tegasnya.

Sebagai penutup, Trijanto menyarankan agar pemerintahan Prabowo–Gibran lebih selektif dalam menempatkan pejabat di pos-pos strategis.
“Menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat akan memperkuat stabilitas dan mencegah gejolak sosial,” pungkasnya.

Jurnalis Alvin
Editor Arief

Baca Juga
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Jurnalistik Berkualitas Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!