Surabaya – Kesadaran industri tentang pentingnya perbaikan sistem pemagangan kian tinggi. Hal ini terlihat dari makin beragamnya industri yang mengikutkan perwakilannya dalam pelatihan pelatih tempat kerja yang diadakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur mulai Kamis (10/8/2023) hingga Rabu (16/8/2023).
Wakil Direktur Kadin Institute Prof. Tomy Kayhatu mengatakan, jika sebelumnya Pelatihan Pelatih Tempat Kerja Internasional – Kualifikasi Dasar (AdAIB) hanya diikuti oleh industri manufaktur.
Namun pada pelatihan yang digelar kali ini diikuti oleh beragam industri, diantaranya industri kepelabuhanan, industri manufaktur, Pengelola Kawasan Industri, industri kesehatan, industri makanan dan minuman dan industri media.
“Yang menarik, ada sejumlah industri media yang juga mengikutkan perwakilannya. Ini menandakan bahwa industri media pun serius dalam membenahi sistem pemagangan di perusahaan mereka. Hal ini menjadi angin segar bagi SMK yang miliki jurusan teknologi digital dan informasi,” terang Prof Tomy Kayhatu yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional Kadin Jatim di Surabaya, Jumat (11/8/2023).
Lanjutnya, apalagi sekarang zamannya digitalisasi, beragam inovasi teknologi telah dikembangkan. Saluran informasi pun juga kian beragam, termasuk melalui media sosial seperti IG, tiktok dan juga podcast.
Ia menegaskan, kesiapan industri dalam menerima pemagangan memang menjadi kunci utama keberhasilan program revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi yang digaungkan pemerintah. Sehingga pelatihan AdAIB ini menjadi penting agar industri paham apa yang harus dilakukan ketika menerima siswa magang.
“Kalau dulu ada anak magang, industri tidak tahu disuruh apa karena mereka tidak paham ilmunya, tidak paham sistemnya. Bahkan siswa magang dianggap mengganggu proses produksi. Sehingga industri tidak mendapatkan apa-apa, siswa magang pun juga sama, tidak dapat apa-apa,” lanjutnya.
Padahal program pemagangan ini akan memberikan beragam kemanfatan bagi industri yang mengikuti. Selain akan mendapatkan keringanan pajak seperti yang dijanjikan pemerintah, juga akan memudahkan industri dalam melakukan perekrutan tenaga kerja.
“Banyak keuntungan yang didapatkan, termasuk efisiensi biaya perekrutan dan peningkatan produktifitas kerja,” terang Prof. Tomy.
Program ini, lanjutnya, juga untuk menyiapkan Indonesia menghadapi bonus demografi di tahun 2034, dimana jumlah tenaga kerjanya lebih dari 100 juta orang.
Terlebih saat ini pemerintah juga sedang gencar-gencarnya mengembangkan industri hilir atau Industri sekunder yang harus didukung oleh kesiapan sumber daya manusia yang akan mengisi.
“Kalau tenaga kerja kita tidak memiliki kualitas dan tidak memiliki daya saing, maka tidak akan ada penempatan. Dan ini akan menjadi bencana demografi,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Instruktur Kadin Institute Darno mengungkapkan bahwa pelatihan kali ini adalah rangkaian dari program Kadin Capacity Development (KCD).
Peserta tidak hanya diberikan pelatihan tingkat dasar tetapi juga program perbaikan kemitraan (Propermi).
“Program perbaikan kemitraan ini diberikan Kadin Jatim kepada 40 perusahan secara bertahap. Saat ini ada 20 perusahaan yang mendapatkan pendampingan, selanjutnya akan 20 perusahaan lain lagi,” pungkas Darno.(ko)