Sidorejo – Harga cabai rawit di Pasar Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, telah melonjak drastis hingga mencapai Rp 80 ribu per kilogram.
Kenaikan harga yang tajam ini terjadi dua hari yang lalu, mengguncang pasar cabai di daerah tersebut, yang sebelumnya berkisar antara Rp 55 ribu hingga Rp 65 ribu per kilogram.
Kenaikan harga cabai yang mendadak ini telah mendorong para pedagang di Pasar Porong untuk mengambil langkah-langkah drastis dalam menjaga stok penjualan mereka.
Sebelum kenaikan harga terjadi, para pedagang biasanya membeli cabai rawit dari grosir dengan jumlah yang cukup besar, mencapai puluhan kilogram setiap harinya.
Namun, sejak harga cabai melambung, para pedagang seperti Tutik, seorang pedagang di Pasar Porong, mengungkapkan bahwa mereka hanya dapat membeli sekitar 3 kilogram cabai setiap harinya.
Tutik menyatakan, “Sebelum harga cabai naik, setiap hari kami membeli cabai rawit dalam jumlah besar, berkisar antara 20 hingga 30 kilogram. Namun, karena harga terus naik, sekarang kami hanya bisa membeli sekitar 3 kilogram per hari.”
Tutik juga membenarkan bahwa lonjakan harga cabai ini telah dimulai sekitar dua hari yang lalu. Dia mengaitkan kenaikan ini dengan penurunan stok cabai dari petani, yang mungkin tidak mampu memenuhi permintaan pasar.
Perubahan ini juga memengaruhi perilaku pembeli di Pasar Porong, yang sekarang lebih berhati-hati dalam berbelanja. Mereka yang sebelumnya membeli cabai dalam jumlah besar, sekarang hanya membeli cabai dalam jumlah yang lebih kecil, seperti 1 ons.
Tutik menjelaskan, “Pembeli cabai di Pasar Porong berkurang, terutama karena harga cabai yang mahal. Mereka yang biasanya membeli 0,5 hingga 1 kilogram cabai setiap harinya, sekarang hanya membeli 1 ons. Mereka mengatakan stoknya berkurang dari petani.”
Pendapat serupa diungkapkan oleh Ida Nursanti, seorang pedagang peracangan. Ida mengatakan bahwa harga cabai rawit telah mengalami kenaikan sejak satu minggu lalu, dan kenaikannya sangat signifikan.
“Harga cabai naik, tetapi pembeli sangat menurun karena mereka beralih membeli cabai kering,” tambah Ida.
Akibat kenaikan harga cabai yang berkelanjutan, pedagang seperti Ida juga mulai berhati-hati dalam melakukan pembelian besar-besaran, karena pembeli terus menurun dan ada yang beralih ke cabai kering.
Ida menegaskan, “Karena harga mahal, pedagang di Pasar Porong mengeluh bahwa pembeli cabai segar sangat menurun, sehingga banyak yang beralih ke cabai kering.”
Dampak dari harga cabai yang tinggi juga membuat pedagang seperti Solikin, yang menjual bakso, mencari solusi dengan menggunakan cabai rawit kering.
Solikin menjelaskan, “Saat harga cabai rawit segar mahal, kami mencari solusi dengan membeli cabai rawit kering. Harganya sedikit lebih terjangkau.”