Tulungagung – Buntut polemik harga seragam sekolah yang dinilai cukup mahal, ini penjelasan humas SMAN 1 Kedungwaru.
Humas SMAN 1 Kedungwaru, Agung Cahyadi, saat dikonfirmasi menegaskan bahwa harganya memang seperti itu.
“Untuk harga memang segitu mas,“ tukas Agung.
Agung sempat mengutip keterangan dari Wagub Jatim, Emil, bahwa sepanjang tidak memaksa dan menjual di koperasi sekolah, maka tidak akan menjadi masalah.
Disampaikan Agung, seharusnya keterangan Bapak Emil ini bisa mengakhiri polemik mahalnya seragam sekolah di Kabupaten Tulungagung.
Ditegaskan kembali oleh Agung bahwa seragam sekolah di SMAN 1 Kedungwaru harganya memang seperti itu dan siswa tidak diwajibkan membeli.
“Sifatnya hanya memfasilitasi bila ada yang membutuhkan. Pembayarannya pun bisa diangsur. Bahkan untuk yang ingin memakai seragam kakak kelasnya dipersilahkan,” ungkap Agung.
Menanggapi jilbab yang dibandrol Rp 160 ribu, dirinya menjelaskan bahwa itu adalah harga 5 setel jilbab putih, coklat, hitam dan krem. Sedangkan seragam olahraga 130 ribu itu satu setel yaitu kaos dan celananya.
“Harga menjadi lebih mahal mungkin karena kita mengambil barang dari Surabaya dan kainnya lebih bagus, dipakai 3 tahun masih bagus. Jadi, harga segitu masih wajar lah,” jelas Agung.
Terkait keputusan membeli kain seragam dari Surabaya yang berbuntut mahalnya harga seragam di koperasi sekolah, Agung enggan berkomentar dan terkesan menyalahkan pihak koperasi sekolah.
Saat ditanya struktur organisasi sekolah dengan koperasi sekolah, Agung mengaku belum lama menjabat sebagai humas, jadi kurang tahu.
Jadi, benarkan demikian. Tim Siaranesia secara lebih lanjut juga telah mengonfirmasi salah satu wali murid SMAN 1 Kedungwaru yang terangkum dalam artikel ini .