Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia segera kuasai 61% saham PT Freeport Indonesia. Pengambilalihan ini dilakukan pemerintah secara diam-diam.
Jokowi menceritakan kisah pengambilalihan saham Freeport pada 2018, saat kepemilikan Indonesia naik menjadi mayoritas 51%. Kini, pemerintah sedang bersiap menambah kepemilikan menjadi 61%.
“Dari awalnya 9% jadi 51%, butuh 3,5 tahun dan kita kerja diam-diam, gak ada yang tahu. Tahu-tahu kita ambil alih,” ujar Jokowi.
“Insya Allah dalam bulan-bulan ke depan ini kita akan tambah lagi 10% menjadi 61%,” lanjutnya saat menghadiri acara Inagurasi Kepengurusan GP Ansor di Istora Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2024).
Dalam pidatonya, Jokowi juga berbagi proses pemerintahannya mengambil alih kepemilikan Freeport, Newmont, dan Blok Rokan. Menurutnya, pengembalian aset seperti ini memerlukan upaya yang berkelanjutan.
“Nantinya, jika porsi kepemilikan RI bertambah di Freeport, akan menambah keuntungan bagi negara dalam bentuk royalti tambang, PPh Badan, PPh Karyawan, Bea Ekspor, dan Bea Keluar. Setidaknya 70%-80% keuntungan Freeport akan masuk ke kas negara,” ungkap Jokowi.
Jokowi menegaskan bahwa Freeport Indonesia kini sudah milik Indonesia, bukan Amerika Serikat (AS). “Sekali lagi, Freeport itu bukan milik Amerika lagi, tapi sudah milik negara kita Indonesia. Sudah menjadi milik kita,” tegasnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga membuka rahasia bahwa pengambilalihan Freeport dilakukan dengan cara bisnis, bukan kekuatan negara. Caranya dengan menggunakan pinjaman dari AS.
“Tidak pakai kekuatan tapi pakai uang. Uangnya ngambilnya dari Amerika kita bayar ke Freeport. Dalam 4 tahun pasti sudah lunas dan Insya Allah tahun ini sudah lunas,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, pengambilalihan ini membuat negara untung besar. Nilai valuasi Freeport meningkat empat kali lipat karena harga tembaga dunia naik drastis.
“Harganya sekarang sudah 4 kali lipat dari harga waktu kita beli, artinya kita untung dan untung. Saat itu pemiliknya mau melepas karena goncangan ekonomi,” katanya.
Jokowi juga berbagi bahwa banyak yang menakut-nakuti dia dengan potensi gejolak jika Freeport diambil alih. “Saat itu saya banyak ditakut-takuti, ‘Pak hati-hati, Papua bisa bergolak. Papua bisa lepas dari Indonesia. Indonesia akan bergejolak kalau Freeport diambil oleh negara.’ Tapi pengambilalihan itu tidak dengan kekuatan negara, melainkan cara bisnis. Tapi dapat, begitu juga dengan (Blok) Rokan,” tutup Jokowi.