Banyuwangi – Bunga langka Raflesia Zollingeriana baru-baru ini ditemukan tumbuh di luar plot permanen Raflesia di Resort Bandealit Blok Bon Ngetel Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) Banyuwangi.
Alfian, Pengendali Ekosistem Hutan TNMB, mengatakan bahwa bunga langka tersebut memiliki diameter sekitar 35 cm.
Sayangnya, mekarnya tidak sempurna karena posisi knop atau bonggol bunga terjepit di bawah akar, sehingga mengganggu kelopak untuk membuka secara sempurna.
Di sekitar bunga tersebut, juga ditemukan beberapa knop (belum mekar) yang masih baik dan satu knop yang sudah busuk.
Diperkirakan proses mekar bunga dimulai sejak malam hari, dengan diameter knop yang bervariasi antara 44, 18, 15, dan 30 cm.
Proses mekar bunga raflesia ini berlangsung selama sehari dan bisa bertahan hingga 7 hari sebelum memasuki proses pembusukan.
Raflesia merupakan tumbuhan holoparasit endemik di Taman Nasional Meru Betiri dan menjadi salah satu prioritas pengelolaan flora fauna.
Selain lokasi Resort Bandealit, bunga raflesia juga tumbuh di dua lokasi lainnya di TN Meru Betiri, yaitu di Pantai Rajegwesi dan Jalur Andongrejo-Bandealit.
Kelompok tumbuhan holoparasit seperti Rafflesia Zollingeriana tidak memiliki butir-butir klorofil dan bergantung sepenuhnya pada tumbuhan lain (liana dari genus Tetrastigma) untuk memenuhi kebutuhan makanannya.
Tumbuhan ini dilindungi berdasarkan peraturan lingkungan hidup dan kehutanan serta masuk dalam IUCN red list dengan status konservasi terancam punah.
Dari 33 spesies Raflesia di dunia, 13 di antaranya berada di Indonesia, termasuk beberapa yang ada di TNMB.
Raflesia memang unik karena tidak memiliki akar, batang, dan daun, namun satu-satunya ciri yang dimilikinya adalah bunga yang menempel pada akar atau batang inangnya.
Meskipun aroma dari bunga ini tidak sedap, Alfian berharap warga sekitar hutan ikut menjaga keberlangsungan bunga langka yang hanya bisa ditemukan di kawasan TN Meru Betiri ini.