Sumenep – Tim BMKG Stasiun Geofisika Tretes, Pasuruan, sedang melakukan investigasi di Desa Moncek Tengah, Sumenep, terkait dengan fenomena bunyi misterius yang berasal dari dalam bumi. Mereka telah memasang seismograf, alat yang mampu merekam getaran gempa dan tanah.
Suwarto, Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Tretes, mengakui bahwa secara teknis seismograf tidak dapat langsung menyimpulkan penyebab dari bunyi misterius dan getaran yang dirasakan oleh warga di daerah tersebut. Suwarto juga menyatakan bahwa data dari seismograf ini tidak cukup untuk mencapai kesimpulan, membutuhkan data dari metode dan peralatan lain seperti geolistrik, geomagnetik, atau gravitasi.
Suwarto menjelaskan bahwa seismograf hanya merekam getaran, dan data yang diperoleh akan diolah untuk analisis lebih lanjut, termasuk informasi tentang lapisan tanah dan kecepatan rambat gelombang. Terkait dengan dugaan adanya rongga di bawah tanah yang disampaikan oleh pakar dari ITS, Suwarto menyebutkan bahwa alat geomagnet atau geolistrik bisa digunakan untuk memeriksa kemungkinan adanya rongga tersebut.
BMKG Pasuruan mengirimkan 3 personel, termasuk Suwarto, ke lokasi sumber bunyi misterius dan getaran di Desa Moncek Tengah, Sumenep. Mereka akan bermalam di sana untuk merekam getaran dan menganalisis datanya.
Bunyi misterius ini telah terdengar selama 10 hari terakhir dan kembali muncul dengan lebih nyaring pada Sabtu (12/8/2023). Warga melaporkan bahwa bunyi dan getaran tersebut terjadi dari pukul 09.00 hingga 11.00 WIB. Pusat bunyi dan getaran ini menurut warga berada di area yang melibatkan 3 bangunan di Dusun Tengah, RT 07, RW 02, Desa Moncek Tengah, yang saat ini telah disterilkan dengan garis polisi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep telah berkoordinasi dengan tim ahli geologi dari Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Namun, tim ahli dari ITN Malang telah menunda kedatangan mereka karena adanya aktivitas lain.