Sidoarjo – Masriah tampaknya belum menyerah dari ulah kontroversialnya. Emak-emak kontroversial asal Sidoarjo yang sebelumnya menyiram tinja ke rumah tetangga, kini kembali menjadi sorotan.
Aksinya kali ini mencuat karena dugaan tindakan menghalangi renovasi rumah Wiwik Winarti, tetangganya.
Tidak hanya itu, catatan buruk juga telah melekat pada Masriah sebelumnya. Saat Bupati Sidoarjo berusaha memediasi perselisihan antara dirinya dan Wiwik di Balai Desa Jogosatru, Sukodono, Masriah dinilai tidak berikhtiar untuk damai.
Terkait hal ini, Lilik Samroatul, seorang warga Desa Jogosatru yang tetap berdekatan dengan Masriah, menyuarakan pandangannya.
Lilik mengecam tindakan Masriah sebagai kelakuan yang melampaui batas dan jauh dari perubahan positif yang diharapkan.
“Dalam hal ini, Masriah benar-benar telah melampaui batas. Perilakunya tidak mencerminkan niat baik, meskipun sebelumnya pernah mendekam di penjara,” ujar Lilik saat ditemui wartawan pada Jumat (25/8/2023).
Lilik juga menyoroti upaya Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, yang berusaha melakukan mediasi antara Masriah dan Wiwik pada tanggal 15 Agustus. Namun, ironisnya, Masriah tidak menghadiri pertemuan tersebut.
“Perilaku seperti ini semakin mengurangi empati masyarakat terhadap Masriah. Padahal yang datang adalah bupati, dengan niat baik untuk mengakhiri konflik mereka. Namun, justru dia memilih untuk menghindar,” tegas Lilik.
Episode terbaru dari kisah kontroversial Masriah muncul setelah Bupati Sidoarjo, Gus Muhdlor, terlibat dalam proses renovasi rumah Wiwik Winarti. Wiwik merupakan tetangga Masriah yang sebelumnya menjadi korban penyiraman air kencing dan tinja.
Dalam aksi yang dituding sengaja ini, Masriah diduga telah menempatkan dua batu besar secara permanen di depan pintu pagar rumahnya. Hal ini menciptakan hambatan bagi mobil yang hendak masuk, mengingat jalan di depan rumah Masriah merupakan satu-satunya akses lebar untuk mobil.
Dampaknya, kendaraan pengangkut material renovasi rumah Wiwik tidak dapat melintas. Para pekerja proyek terpaksa harus mengangkut material dengan gerobak sebagai alternatif.
Kerabat Masriah yang bernama Suwarsih (59) mengakui mengetahui detail pemasangan batu tersebut. Dia menjelaskan bahwa Masriah memerintahkan seseorang untuk melakukan pemasangan tersebut.
Namun, nyatanya, langkah kontroversial ini kembali memantik masalah bagi Masriah sendiri. Dua batu besar yang dipasang tersebut justru menjadi penghalang bagi mobil Masriah sendiri untuk masuk ke garasi rumahnya.
Suwarsih juga mencatat kejadian gaduh ketika mobil Masriah berusaha memasuki garasi dan akhirnya menabrak batu besar tersebut.
Pantauan di lokasi memperlihatkan bahwa dua batu yang awalnya dipasang secara permanen di depan rumah Masriah telah diangkat dari tempatnya.
Sebelumnya, batu-batu besar tersebut dipasang secara permanen dan menjorok ke jalan gang, meskipun akhirnya tak memiliki fungsi yang jelas.
Kontroversi yang melingkupi Masriah dan tindakannya yang terus mencuat, menimbulkan tanda tanya besar di masyarakat sekitar.
Dalam situasi di mana upaya mediasi telah dilakukan namun tak membuahkan hasil, nasib Masriah dan dampak dari tindakannya menjadi bahan perbincangan hangat di berbagai kalangan.