Surabaya – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, terus mendorong konektivitas antarwilayah lewat pengembangan transportasi massal yang aman dan nyaman. Salah satunya adalah menjajaki peluang pembangunan MRT di Jatim.
Dalam upacara Hari Perhubungan Nasional Tahun 2023 dengan tema ‘Melaju Untuk Transportasi Maju,’ Khofifah menekankan peran Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) dalam menyediakan infrastruktur, sarana, dan sistem transportasi massal yang berkualitas, aman, nyaman, dan profesional.
Pengembangan transportasi massal di sektor perhubungan darat telah menjadi kenyataan dengan adanya Trans Jatim koridor 1 dan 2 di wilayah Surabaya Raya.
Koridor 1, yang meliputi rute Sidoarjo-Surabaya-Gresik, telah berhasil diluncurkan dan sangat diminati oleh masyarakat dengan jumlah penumpang harian yang mencapai 4.500 hingga 5.000 orang.
Sementara itu, Koridor 2 dengan rute Mojokerto-Sidoarjo baru saja diluncurkan, dan rencananya akan segera diikuti oleh Koridor 3 yang melayani area Mojokerto-Gresik.
Khofifah juga menjajaki kemungkinan pengembangan MRT di Jatim berdasarkan pengalaman kunjungannya ke MRT Elizabeth Line di London.
Crossrail Ltd, perusahaan yang mengembangkan MRT Elizabeth Line, telah menunjukkan minat untuk mengembangkan MRT di Jatim.
Pemerintah Provinsi Jatim juga berupaya membangun infrastruktur transportasi massal di wilayah terpencil, seperti Dermaga Jangkar di Kabupaten Situbondo yang melayani Kepulauan Sapudi, Raas, dan Kangean.
Pelabuhan Dungkek dan Pelabuhan Gili Iyang di Sumenep juga baru-baru ini diresmikan, meningkatkan konektivitas warga Madura kepulauan.
Selain itu, layanan Long Distance Ferry (LDF) dari Pelabuhan Jangkar Situbondo menuju Lembar Nusa Tenggara Barat membantu mengurai kepadatan di pelabuhan Ketapang dan mendukung pengembangan wisata di wilayah timur.
Pemerintah Provinsi Jatim juga mengambil tindakan di sektor angkutan laut, dengan Pelabuhan Probolinggo yang memiliki posisi strategis sebagai pelabuhan kedua di Jatim setelah Tanjung Perak.
Pengembangan Dermaga II Probolinggo dengan kekuatan 50 ribu ton dan gudang seluas 6.000 m2 sedang dalam proses.
Di sektor udara, bandara di Pulau Pagerungan Kabupaten Sumenep berperan sebagai back up transportasi udara di wilayah kepulauan Kangean dan sekitarnya.
Selain itu, usulan beroperasinya L Strip bandara Masalembu mendukung mobilitas masyarakat kepulauan Masalembu.
Selain upaya di sektor perhubungan darat, laut, dan udara, Pemprov Jatim juga memperhatikan perlintasan tanpa palang pintu kereta api di seluruh Kabupaten/Kota di Jatim, yang saat ini sedang dalam proses pengendalian lalu lintas dengan pemasangan palang pintu dan penjaga di 19 titik perlintasan jalan provinsi.
Pengembangan transportasi massal di Jatim bukan hanya kebutuhan masyarakat tetapi juga memiliki dampak positif di banyak sektor, termasuk perekonomian.
Terkoneksi dengan baik, transportasi massal dapat meningkatkan mobilitas perekonomian masyarakat, terutama di wilayah-wilayah terpencil di Jatim.
Khofifah mengimbau seluruh insan transportasi untuk terus meningkatkan kerjasama dan kolaborasi antar instansi dan lembaga. Ini adalah bagian dari komitmen untuk membangun infrastruktur transportasi yang hebat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, khususnya di Provinsi Jatim.