Surabaya – Jalan Gajah Mada, Sidoarjo lagi heboh gara-gara bengkel motor di sana viral di media sosial. Pasalnya, bengkel motor viral itu dituding suka getok harga alias ngecharge mahal banget ke pelanggannya. Efeknya, sekarang bengkel itu sepi pengunjung.
Viralnya bengkel ini gara-gara ada akun media sosial Sidoarjo yang ngepost keluhan pelanggan lengkap dengan foto-foto nota biayanya. Salah satu foto yang diupload menunjukkan motor Honda Scoopy merah yang lagi diservis. Di slide berikutnya, ada juga keluhan dari warganet soal biaya servis yang katanya gak masuk akal.
Keluhan pertama datang dari pemilik motor Scoopy merah yang merasa ditipu karena motornya gak didiagnosa dengan benar dan langsung disarankan turun mesin. Biayanya? Rp 450 ribu tapi motor tetap mogok!
“Sumpah nyesel bgt ke sini, motor mogok gak di diagnosa dengan bener sampe di saranin turun mesin ongkos kena 450rb tapi hasilnya nihil masih mogok, besok nya ke sini lagi malah di bilang itu kena yg lainnya….,” curhat pelanggan itu.
Keluhan kedua datang dari pelanggan yang merasa ongkos pemasangan motor memberatkan. Untuk perbaikan, dia harus bayar Rp 250 ribu!
“Paraah banget asli… Jasa ongkosnya saja kena 250k.. Baru kali ini ada bengkel malak spt ini.. semoga tidak ada yg kena tipu lagi.. dan semoga hidup si pemilik berkah selalu dan semakin ramai orang yg lewat saja.. amiin.”
Kus (49), montir di bengkel motor viral itu, membenarkan ongkos servis memang Rp 250 ribu. Menurutnya, biaya itu untuk mengganti kampas rem depan, ganti oli shock belakang, dan ganti laker as setir.
“Memang benar ongkosnya servis sepeda tersebut sebesar Rp 250 ribu. Biaya itu untuk mengganti kampas rem depan, ganti oli shock belakang, dan ganti laker as setir,” jelas Kus.
Menurut Kus, biaya itu sudah pantas karena waktu pengerjaannya hampir setengah hari. Dia juga menambahkan bahwa pemilik motor Scoopy merah itu gak mengeluh saat bayar. Baru sehari kemudian viral di medsos.
“Seharusnya pemilik sepeda motor scoopy warna merah merasa biaya servis terlalu mahal bisa komplain kembali ke bengkel, dipastikan ada solusinya,” tandas Kus.
Senada dengan Kus, pemilik bengkel, Hendro Sukotjo (80), mengatakan pemilik motor Scoopy merah seharusnya bisa balik ke bengkel kalau keberatan dengan biaya servis.
“Sebenarnya tidak ada aturan untuk menentukan besarnya ongkos servis. Tetapi kami terbuka apabila ada pemilik sepeda motor yang selesai servis di sini merasa tidak puas,” jelas Hendro.
Namun, Hendro mengeluhkan bahwa bengkelnya sekarang sepi pelanggan sejak unggahan itu viral.
“Kami menyayangkan pemilik sepeda motor scoopy tersebut yang langsung memposting di media sosial. Apakah yang bersangkutan tidak berpikir itu ada dampaknya? Akibat postingan itu bengkel kami sekarang ini sepi. Namun kami pasrah dan ikhlas,” katanya.
Sayangnya, banyak warganet yang gak sependapat dengan Kus dan Hendro. Mereka ramai-ramai cerita pengalaman pribadi mereka yang serupa.
“Disana sudah banyak korbannya termasuk saya dulu, harap hati2,” kata akun blackxxx_2023.
“Ongkos masang seal shoock, kampes rem, ganti oli shock, koyok bongkar pasang mesin,” komentar rohmxx_shuxxx.
“Dulu saya pernah kesitu pass jugaa orang itu yg benerin, mau benerin ganti reng seker, eh mala yg dibenerin klep dikira gak tau mesin motor wkwk sekali saja hanya cukup tau,” tambah suryxxxxwk.
Q: Kenapa Bengkel Motor di Sidoarjo Viral?
A: Bengkel motor di Sidoarjo viral karena dituding sering getok harga atau ngecharge mahal banget ke pelanggannya, bikin banyak yang mengeluh di media sosial.
Q: Apa Tanggapan Pemilik Bengkel Soal Biaya Servis yang Mahal?
A: Pemilik bengkel motor viral dan montirnya menganggap biaya servis sudah pantas karena pengerjaannya memakan waktu lama. Mereka juga bilang pelanggan bisa komplain langsung ke bengkel kalau merasa keberatan.
Q: Bagaimana Reaksi Warganet?
A: Banyak warganet yang setuju dengan keluhan pelanggan dan berbagi pengalaman serupa, menunjukkan banyak yang merasa tertipu oleh bengkel motor viral tersebut.
Q: Apa Dampak dari Viral Postingan Keluhan Ini?
A: Bengkel motor viral tersebut jadi sepi pelanggan karena banyak yang merasa takut terkena getok harga seperti yang dikeluhkan di media sosial.