
TULUNGAGUNG, siaranesia.com – Di balik transformasi Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, berdiri sosok pemimpin visioner yang menjadikan potensi lokal sebagai pijakan menuju kemandirian. Adalah Anang Mustofa, S.E., Kepala Desa Kendalbulur, yang berhasil menahkodai perubahan desa hingga kini dikenal sebagai desa berkembang yang bersinar lewat sinergi sektor pertanian, peternakan, dan UMKM.
Dalam wawancara khusus pada Kamis (5/6/2025), Anang mengungkap bahwa kemajuan desa tidak datang tiba-tiba, tetapi diawali dari proses identifikasi potensi desa secara cermat dan sistematis.
“Ketika kita sudah mampu memetakan potensi desa, itulah yang akan kita intervensi,” ujar Anang dengan keyakinan.
Salah satu contoh nyata adalah pengembangan sektor peternakan berbasis RW. Dengan mengelola dana desa secara tepat sasaran, dibentuklah kelompok peternak yang tersebar di tiap RW, dan lebih dari 200 kepala keluarga menerima hibah kambing produktif. Hasilnya, terjadi peningkatan signifikan pada produktivitas peternakan dan pemberdayaan SDM desa.
Letak geografis Kendalbulur yang strategis—berada dekat pusat kota dan terhubung dengan berbagai kecamatan—juga dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat basis ekonomi desa. Peningkatan Pendapatan Asli Desa (PAD) dan penciptaan lapangan kerja menjadi bukti bahwa pendekatan pembangunan berbasis potensi benar-benar berjalan efektif.
Tak berhenti di sana, sektor UMKM pun turut dipoles. Saat ini terdapat sekitar 57 pelaku usaha mikro, mulai dari toko kelontong, industri rumahan, hingga produk kuliner khas desa. Pemerintah desa aktif melakukan pelatihan pemasaran dan branding, terutama bagi kaum ibu agar produk mereka mampu menembus pasar digital dan modern.
Salah satu terobosan yang makin menguatkan roda ekonomi lokal adalah hadirnya Koperasi Merah Putih, koperasi berbasis nilai gotong royong: dari anggota, oleh anggota, untuk anggota. Pemerintah desa mendorong partisipasi penuh warga agar koperasi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi rakyat. Laba yang diperoleh koperasi kemudian dikembalikan untuk kesejahteraan anggota dan pembangunan desa.
Meski begitu, Anang menyadari bahwa tantangan utama adalah peningkatan kualitas SDM. Untuk menjawab tantangan ini, ia menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pihak seperti BRI melalui program Desa BRIliant, serta Kampung Berseri Astra (KBA). Program pelatihan, pendampingan, hingga digitalisasi dilakukan secara bertahap dan inklusif.
“SDM itu kunci. Program sebagus apa pun tidak akan maksimal jika tidak dibarengi dengan pembinaan. Tapi kami terus berupaya agar masyarakat bisa tumbuh bersama pemerintah desa,” ujar Anang.
Dengan visi yang tajam, pendekatan yang terukur, dan partisipasi masyarakat yang terus dibangun, Anang Mustofa telah membuktikan bahwa desa bukan sekadar objek pembangunan, melainkan subjek kemajuan. Kendalbulur kini bukan hanya dikenal, tapi juga diakui sebagai contoh desa berdaya dan berkarya.