banner pilkada 2024

Mengapa Kita Overthinking? Ini Penjelasan dari Psikolog

Ilustrasi Overthinking Menghancurkan Kebahagiaan

SurabayaOverthinking adalah fenomena yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang mengalami overthinking, yaitu kondisi di mana seseorang terlalu banyak berpikir atau merenungkan suatu masalah hingga menyebabkan stres dan kecemasan. Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan kita overthinking? Berikut penjelasan dari psikolog yang akan membantu kamu memahami lebih dalam tentang overthinking.

Apa Itu Overthinking?

Overthinking adalah kondisi di mana pikiran seseorang terus-menerus memikirkan satu atau beberapa masalah tanpa henti. Pikiran ini seringkali berputar-putar tanpa menemukan solusi yang jelas, dan justru menambah kecemasan serta stres. Overthinking bisa terjadi pada siapa saja dan dalam berbagai situasi, baik itu masalah pekerjaan, hubungan, kesehatan, atau hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari.

Tanda-tanda Overthinking

Sebelum kita masuk lebih dalam, mari kita lihat beberapa tanda-tanda overthinking yang sering dialami banyak orang:

  1. Merenung Berlebihan: Kamu terus-menerus merenungkan kesalahan atau keputusan masa lalu.
  2. Kesulitan Tidur: Pikiran yang tidak berhenti membuatmu sulit untuk tidur atau terbangun di tengah malam.
  3. Mengantisipasi Hal Buruk: Selalu berpikir negatif dan mengantisipasi skenario terburuk dari setiap situasi.
  4. Sulit Membuat Keputusan: Merasa ragu-ragu dan tidak yakin dalam mengambil keputusan, karena terlalu banyak pertimbangan.
  5. Kehilangan Fokus: Pikiran yang terlalu sibuk membuatmu sulit untuk fokus pada tugas-tugas sehari-hari.

Mengapa Kita Overthinking? Penjelasan dari Psikolog

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami overthinking. Berikut penjelasan dari beberapa psikolog tentang penyebab umum overthinking:

  1. Perfeksionisme Perfeksionisme adalah salah satu penyebab utama overthinking. Jika kamu memiliki standar yang sangat tinggi dan ingin segala sesuatunya sempurna, kamu cenderung akan merenungkan setiap detail dan kemungkinan kesalahan yang bisa terjadi.
  2. Trauma Masa Lalu Pengalaman traumatis atau negatif di masa lalu bisa membuat seseorang lebih cemas dan lebih cenderung overthinking. Ketakutan akan terulangnya kejadian buruk tersebut membuat pikiran terus-menerus memikirkan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.
  3. Kecemasan dan Depresi Orang yang mengalami kecemasan atau depresi seringkali terjebak dalam lingkaran overthinking. Pikiran negatif dan rasa takut yang berlebihan memicu overthinking dan memperparah kondisi mental mereka.
  4. Kurangnya Kepercayaan Diri Ketika seseorang kurang percaya diri, mereka lebih cenderung meragukan keputusan dan tindakan mereka. Ini menyebabkan mereka terus berpikir ulang dan mempertanyakan setiap langkah yang diambil.
  5. Tekanan Sosial dan Budaya Lingkungan sosial dan budaya juga memainkan peran penting. Tekanan untuk memenuhi ekspektasi sosial atau norma budaya tertentu bisa membuat seseorang lebih sering overthinking, karena takut tidak memenuhi standar yang ada.

Bagaimana Cara Mengatasi Overthinking?

Mengatasi overthinking bukanlah hal yang mudah, tetapi ada beberapa strategi yang bisa membantu kamu mengurangi kebiasaan ini. Berikut beberapa tips dari psikolog:

  1. Menyadari dan Menerima Langkah pertama adalah menyadari bahwa kamu sedang overthinking dan menerima perasaan tersebut tanpa menghakimi diri sendiri.
  2. Alihkan Perhatian Cobalah untuk mengalihkan perhatianmu dengan melakukan aktivitas yang kamu nikmati, seperti olahraga, membaca, atau mendengarkan musik.
  3. Batasi Waktu Berpikir Tetapkan waktu khusus untuk merenungkan masalah, misalnya 10-15 menit sehari. Setelah waktu tersebut habis, cobalah untuk menghentikan pikiran tersebut.
  4. Praktikkan Mindfulness Meditasi dan latihan mindfulness dapat membantu menenangkan pikiran dan membuatmu lebih fokus pada saat ini.
  5. Buat Rencana Tindakan Jika ada masalah yang terus kamu pikirkan, buatlah rencana tindakan konkret untuk menyelesaikannya. Menuliskan langkah-langkah yang bisa diambil dapat membantu mengurangi kecemasan.

Pertanyaan Umum tentang Overthinking

1. Apakah overthinking sama dengan kecemasan?

Tidak selalu. Meskipun overthinking seringkali terkait dengan kecemasan, keduanya tidak selalu terjadi bersamaan. Kecemasan adalah kondisi medis yang lebih kompleks, sementara overthinking lebih merupakan kebiasaan berpikir yang bisa dialami oleh siapa saja.

2. Apakah overthinking dapat mempengaruhi kesehatan fisik?

Ya, overthinking yang berkelanjutan dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik seperti sakit kepala, insomnia, gangguan pencernaan, dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

3. Apakah ada obat untuk mengatasi overthinking?

Tidak ada obat khusus untuk overthinking, tetapi terapi seperti cognitive behavioral therapy (CBT), mindfulness, dan teknik relaksasi bisa sangat membantu. Dalam beberapa kasus, obat untuk kecemasan atau depresi mungkin diresepkan oleh dokter.

4. Bisakah overthinking dihilangkan sepenuhnya?

Overthinking mungkin tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, tetapi kamu bisa belajar mengelola dan menguranginya dengan teknik-teknik yang tepat.

Tabel: Perbandingan Overthinking dan Kecemasan

AspekOverthinkingKecemasan
DefinisiBerpikir berlebihan tanpa hentiKondisi medis yang menyebabkan kekhawatiran
PenyebabPerfeksionisme, trauma, kurang percaya diriGenetika, stres, trauma
GejalaPikiran berputar-putar, sulit tidurGelisah, detak jantung cepat, berkeringat
Pengaruh KesehatanSakit kepala, insomniaGangguan pencernaan, penyakit jantung
PengobatanCBT, mindfulness, teknik relaksasiObat, terapi, perubahan gaya hidup

Mengelola overthinking memang memerlukan waktu dan usaha, tetapi dengan kesadaran dan strategi yang tepat, kamu bisa mengurangi kebiasaan ini dan hidup lebih tenang. Ingatlah untuk selalu mencari bantuan profesional jika kamu merasa overthinking mulai mengganggu kualitas hidupmu.

Jika kamu memiliki pertanyaan atau ingin berbagi pengalaman tentang overthinking, jangan ragu untuk meninggalkan komentar di bawah ini. Kami di sini untuk mendukungmu!

Baca Juga
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Jurnalistik Berkualitas Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!