banner pilkada 2024

4 Petuah Pendiri Al-Azhaar Bandung Tulungagung KH. Imam Mawardi Ridlwan

Petuah KH. Imam Mawardi Ridlwan (sumber: istimewa).

Tulungagung – Sebagai salah satu ulama besar yang dikenal di wilayah Tulungagung, KH. Imam Mawardi Ridlwan memiliki banyak nasehat yang sangat relevan hingga saat ini.

Berikut adalah empat petuah penting beliau yang bisa kita jadikan panduan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, khususnya dalam menghadapi berbagai tantangan dunia modern.

4 Petuah KH. Imam Mawardi Ridlwan

1. Keberkahan Harta Lenyap Jika Disalahgunakan

Petuah KH. Imam Mawardi Ridlwan
Petuah KH. Imam Mawardi Ridlwan (sumber: istimewa).

Keberkahan dalam harta bukan hanya soal jumlah, melainkan bagaimana harta itu diperoleh dan digunakan. KH. Imam Mawardi menegaskan bahwa harta yang didapat dari sumber yang kotor, atau digunakan untuk hal-hal duniawi saja, akan kehilangan berkahnya.

Selain itu, jika harta tersebut justru menumbuhkan kesombongan, menyebabkan konflik, atau bahkan peperangan, maka ia tidak lagi mendatangkan kebaikan.

Menurut beliau, harta yang tidak dipakai untuk membantu fuqoro’ (orang fakir) dan yatama (anak yatim) juga akan kehilangan keberkahannya.

Penting bagi kita untuk selalu mengingat bahwa rezeki yang kita miliki hanyalah titipan dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

2. Kekuatan Sebenarnya Adalah Kesabaran dan Memaafkan

Petuah KH. Imam Mawardi Ridlwan
Petuah KH. Imam Mawardi Ridlwan (sumber: istimewa).

Dalam kehidupan, seringkali kita dihadapkan pada orang-orang yang berperilaku buruk kepada kita. KH. Imam Mawardi menekankan bahwa orang yang benar-benar kuat adalah mereka yang bisa bersabar menghadapi perlakuan buruk tersebut.

Alih-alih membalas dengan keburukan, mereka justru membalas dengan kebaikan sebagai tanda telah membuka pintu maaf. Mengendalikan diri dan menunjukkan akhlak mulia adalah bentuk kekuatan sejati.

Memaafkan bukan berarti lemah, tapi justru memperlihatkan betapa kuatnya kita dalam menghadapi amarah dan dendam.

3. Doa Adalah Obat Segala Masalah

Petuah KH. Imam Mawardi Ridlwan
Petuah KH. Imam Mawardi Ridlwan (sumber: istimewa).

KH. Imam Mawardi meyakini bahwa doa memiliki kekuatan luar biasa sebagai obat segala masalah. Doa bukan sekadar ritual, melainkan bentuk penghambaan dan pengakuan bahwa hanya Allah SWT yang dapat memberikan solusi terbaik atas setiap masalah yang kita hadapi.

Doa juga menjadi cara kita untuk “menginvestasikan” kemaslahatan di dunia dan akhirat. Dalam menghadapi masalah, alih-alih mencari solusi yang seringkali bersifat sementara, beliau mengajarkan untuk lebih banyak berdoa, memohon petunjuk kepada Allah SWT.

Doa adalah wujud keyakinan bahwa kita selalu berada di bawah naungan-Nya dan bahwa setiap hajat, baik besar maupun kecil, harus kita gantungkan pada-Nya.

4. Ujian Kehidupan: Pemimpin Zalim, Kerabat Khianat, dan Kesehatan yang Rapuh

Petuah KH. Imam Mawardi Ridlwan
Petuah KH. Imam Mawardi Ridlwan (sumber: istimewa).

Ujian dalam hidup tidak selalu datang dalam bentuk kesulitan ekonomi atau bencana alam. Menurut KH. Imam Mawardi, ujian terbesar justru datang dari orang-orang terdekat dan situasi yang terlihat biasa.

Pemimpin yang dzalim, kerabat yang khianat, para pendengki, serta kesehatan yang rapuh, adalah contoh ujian berat yang harus dihadapi dengan kesabaran dan keteguhan hati.

Pemimpin yang tidak adil bisa menghancurkan masyarakat, sementara pengkhianatan dari orang dekat seringkali menjadi sumber luka yang paling dalam.

Di sisi lain, kesehatan yang menurun juga menjadi pengingat bahwa kita harus selalu bersyukur atas nikmat yang kita miliki saat ini.

Petuah-petuah KH. Imam Mawardi Ridlwan mengajarkan kita untuk selalu menjaga diri dari kesombongan, terus berbuat baik, sabar dalam menghadapi cobaan, dan selalu mengandalkan doa sebagai pegangan hidup.

Dalam dunia yang semakin sibuk dan materialistis ini, nasehat-nasehat tersebut memberikan panduan moral yang tak lekang oleh waktu.

Mari kita jadikan pelajaran ini sebagai pengingat bahwa hidup tidak hanya tentang apa yang kita miliki, tetapi bagaimana kita menjalaninya dengan ikhlas dan penuh kesyukuran.

Baca Juga
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Jurnalistik Berkualitas Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!