
TULUNGAGUNG, Siaranesia.com – Gema toleransi kembali mengalun dari jantung Bumi Karsia, sebutan khas untuk Tulungagung, dalam helatan budaya Grebeg Bhinneka Tunggal Ika 2025. Digelar di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Sabtu malam (15/6/2025), kegiatan ini tak sekadar seremoni budaya, melainkan peneguhan nilai-nilai kebangsaan yang merawat keberagaman sebagai kekuatan.
Dipandu oleh budayawan Ki Sudrun, acara ini menjadi ruang kontemplatif yang mempertemukan kekayaan tradisi, spiritualitas, dan pemikiran kebangsaan.
Dua tokoh nasional turut hadir memperkuat makna acara, yakni Sekretaris Jenderal Baranusa Pusat, Raden Mohammad Ali Sodik, M.Pd.I., M.H., serta akademisi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dr. Fathurrohman.
Dalam orasi budayanya, Dr. Fathurrohman menyebut Tulungagung sebagai bumi karsia—tanah penuh jejak intelektual, spiritual, dan kebudayaan sejak masa klasik. “Di Tulungagung, toleransi bukan sekadar jargon. Ia tumbuh dari kearifan lokal seperti Majan dan Boyolangu, serta terpatri dalam situs-situs sejarah seperti Candi Gayatri, Dadi, dan Sanggrahan. Inilah benih Bhinneka Tunggal Ika yang hidup dalam keseharian masyarakatnya,” paparnya.
Ia menambahkan, Tulungagung telah memainkan peran historis penting dalam membentuk wajah kebudayaan Nusantara. “Warisan ini bukan sekadar peninggalan, tapi juga sumber ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan bagi generasi hari ini dan esok.”
Sementara itu, Raden Ali Sodik menggarisbawahi urgensi membumikan kembali makna Bhinneka Tunggal Ika sebagai pijakan hidup berbangsa. “Persatuan bukan hadiah, tapi buah perjuangan panjang. Kita wajib menghidupi nilai-nilai budaya dan spiritual yang diwariskan para leluhur,” tegasnya.
Acara yang dikemas dengan paduan gamelan, doa lintas agama, dan simbol-simbol tradisi ini menjadi bukti bahwa Tulungagung tidak sekadar menjaga warisan, melainkan menjadikannya energi pemersatu di tengah derasnya arus globalisasi.
Grebeg Bhinneka Tunggal Ika 2025 membuktikan bahwa dari Bumi Karsia, cahaya kebhinekaan tetap menyala. Tulungagung kembali mempertegas dirinya sebagai tanah subur bagi toleransi dan persatuan Indonesia.
Jika Anda menginginkan versi yang lebih pendek atau untuk keperluan rilis instansi resmi, saya bisa bantu ringkas kembali.
Jurnalis: Linda