Pelita Merah Putih Menyala di Pendopo: Paskibraka Tulungagung 2025 Resmi Dikukuhkan

Pengukuhan: Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo, S.E., M.E., memberikan ucapan selamat pada anggota Paskibraka Tulungagung Tahun 2025

Siaranesia.TULUNGAGUNG – Malam di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Jumat (15/8/2025), menjelma menjadi panggung sejarah. Cahaya lampu berpadu dengan pancaran semangat muda, ketika satu per satu anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Tulungagung tahun 2025 berdiri tegap, bagai pelita bangsa yang siap menyalakan api merah putih di langit kemerdekaan.

Pemimpin Upacara Pengukuhan, Mochamad Mardhika Tri Atmojo, salah seorang anggota Paskibraka

Tepat pukul 19.00 WIB, prosesi pengukuhan dimulai. Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo, S.E., M.E., hadir sebagai pembina upacara, sementara Mochamad Mardhika Tri Atmojo, salah seorang anggota Paskibraka, dipercaya menjadi pemimpin upacara.

Kehadiran jajaran Forkopimda Tulungagung, mulai Ketua DPRD Marsono, S.Sos., Dandim 0807/Tulungagung Letkol Kav. Muhammad Nashir, S.Hub. Int., Kapolres AKBP Muhammad Taat Resdianto, S.H., S.I.K., M.T.C.P., Ketua PN Tulungagung, Kajari Tulungagung, Kepala Bakesbangpol Agus Prijanto Utomo, hingga para wali anggota Paskibraka, menambah khidmat suasana malam itu.

Ikrar Putra Indonesia

Bakesbangpol Tulungagung tahun ini menjadi motor pembinaan penuh Paskibraka. Kepala Bakesbangpol, Agus Prijanto Utomo, memimpin pembacaan ikrar, menggelorakan janji setia kepada tanah air, bangsa, dan negara, berpijak pada Pancasila dan UUD 1945. Dengan tangan mengepal di dada kiri, para anggota Paskibraka melafalkan setiap kalimat ikrar, seakan menyulam janji mereka ke dalam hati.

Pengukuhan Resmi

Puncak acara hadir saat Bupati Gatut Sunu Wibowo dengan lantang menyatakan pengukuhan. “Dengan ini saya kukuhkan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka tingkat kabupaten tahun 2025. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan rahmat dan kemudahan dalam tugas negara,” ucapnya, disambut tepuk tangan meriah.

Simbol kehormatan pun disematkan satu per satu, menjadikan wajah-wajah muda itu resmi sebagai pengibar Sang Merah Putih. Usai seremoni, yel-yel penuh energi mereka menggema, memecah malam dengan semangat juang yang membara.

Senyum dan Air Mata

Di balik gegap gempita, terselip haru. Orang tua diberi waktu 15 menit untuk memeluk putra-putrinya sebelum kembali ke masa karantina. Senyum bercampur air mata menjadi saksi bahwa perjuangan ini bukan sekadar latihan, melainkan pengorbanan dan doa yang menyatu.

Bagi para anggota, malam pengukuhan ini adalah tonggak sejarah pribadi. Dalam tiga hari ke depan, mereka akan berdiri di halaman Kantor Bupati Tulungagung, mengibarkan Sang Merah Putih—bukan hanya dengan tangan, tetapi dengan jiwa dan kehormatan.

Jurnalis: Linda
Editor Arief

Baca Juga
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Jurnalistik Berkualitas Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!