
Foto : Bupati Tulungagung H. Gatot Sunu Wibowo bersama Wabup Ahmad Baharuddin bersama Gus Robert di Haul Gus Miek, Senin(9//6/2025).
KEDIRI, Siaranesia.com – Malam penuh cahaya dan lantunan doa menggema di Padepokan Loring Pasar Kedaton Gus Miek, Ploso, Mojo, Kabupaten Kediri, Minggu malam (09/06/25), saat ribuan jamaah dari berbagai penjuru Jawa Timur dan sekitarnya tumplek blek dalam peringatan Haul ke-33 KH Chamim Djasuli atau Gus Miek, serta Haul ke-6 Nyai Hj. Lilik Suyati.
Bupati Tulungagung H. Gatot Sunu Wibowo turut hadir dalam gelaran sakral ini, didampingi Wakil Bupati H. Ahmad Baharudin, Ketua TP PKK Ny. Endang Dwi Retnowati, Hj. Yuyun Wahyuni, serta sejumlah tokoh agama dan masyarakat.
Kehadiran mereka menjadi bukti betapa kuatnya pengaruh spiritual Kedaton dalam denyut keislaman masyarakat Jawa Timur.
Peringatan haul, yang menjadi agenda tahunan bertepatan dengan hari wafat kedua tokoh besar itu, dipenuhi lantunan doa dan tahlil yang dipimpin oleh para kiai dan dzurriyah (keturunan Gus Miek).
Jamaah bersatu dalam hening dan haru, menandakan rasa cinta yang dalam terhadap warisan spiritual yang mereka tinggalkan.
KH Chamim Djasuli, atau yang masyhur dikenal dengan Gus Miek, adalah suluh dalam gelap bagi banyak umat. Dikenal sebagai sosok wali yang rendah hati, beliau memberi bimbingan spiritual dengan pendekatan yang lembut namun menyentuh jiwa.
Sementara Nyai Hj. Lilik Suyati dikenal sebagai sosok ibu yang penuh kasih, mengayomi umat dengan cinta dan kesabaran.
“Ini bukan hanya haul, ini adalah ziarah hati,” ungkap salah satu jamaah asal Pasuruan, dengan mata berkaca-kaca.
Rangkaian acara yang digelar meriah namun khidmat meliputi pembacaan Al-Qur’an, sholawat bersama, hingga tausiyah keagamaan.
Semua menyatu dalam harmoni, menggambarkan nilai-nilai Islam yang damai, toleran, dan membumi—warisan tak ternilai dari keluarga besar Kedaton.
Haul Gus Miek dan Nyai Lilik bukan hanya sekadar tradisi tahunan, melainkan momentum spiritual untuk meneguhkan kembali nilai-nilai kearifan lokal dan keislaman yang rahmatan lil ‘alamin. Dan malam itu, Kedaton tak sekadar menjadi tempat, melainkan menjadi ruang suci di mana cinta, doa, dan kenangan menjelma cahaya.
Jurnalis: Linda