FEB UNAIR Gelar KRA XII, Bahas Tantangan Pendidikan Akuntansi di Era Digital

SURABAYA, siaranesia.com — Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) bersama Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik (IAI KAPd) sukses menggelar Konferensi Regional Akuntansi (KRA) XII Tahun 2025 di Aula KRT Fadjar Notonegoro, Kampus FEB UNAIR, pada Senin–Selasa (2–3/6/2025).

Mengangkat tema “Empowering the Future of Education and Research: The Issues of AI, Ethics, and Sustainability”, konferensi internasional ini diikuti lebih dari 470 peserta dari dalam dan luar negeri, mempertemukan akademisi, peneliti, profesional, serta pemangku kepentingan pendidikan akuntansi dari Malaysia, Brunei Darussalam, Australia, China, hingga Pakistan.

Konferensi dua hari ini menjadi momentum penting untuk membahas tantangan era digital dalam dunia pendidikan tinggi, khususnya di bidang akuntansi, yang kini dituntut untuk mampu beradaptasi dengan kecanggihan teknologi informasi, kecerdasan buatan, serta nilai-nilai etika dan keberlanjutan.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Mohammad Nasih, S.E., M.T., Ak., CA., menegaskan bahwa transformasi kurikulum akuntansi menjadi kebutuhan mendesak agar lulusan mampu menjadi pengambil keputusan strategis. “Akuntansi tidak cukup hanya menyajikan informasi. Ia harus hadir sebagai sistem pendukung keputusan yang cerdas dan adaptif. Karena itu, pendidikan akuntansi harus dirombak total mengikuti perkembangan teknologi,” ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, Dekan FEB UNAIR sekaligus Ketua IAI KAPd, Prof. Dr. Dian Agustia, S.E., M.Si., Ak., CA., menekankan bahwa pendidikan tinggi harus melahirkan riset yang berdampak langsung kepada masyarakat. “Kurikulum tidak boleh hanya berbasis keilmuan, tetapi juga nilai etika dan integritas. Ini penting terutama saat kita memasuki era kecerdasan buatan yang menantang,” jelasnya.

Salah satu momen penting dalam konferensi ini adalah pidato kunci dari Dr. Arief Tri Hardiyanto, perwakilan dari Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia sekaligus anggota Dewan Pengurus Nasional IAI.

Dalam paparannya, Dr. Arief menyampaikan bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat menjadi katalisator inovasi, namun juga menyimpan risiko sosial yang harus diantisipasi. “Etika harus menjadi pagar utama dalam pemanfaatan teknologi, demi menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial,” tegasnya.

Sebagai bentuk apresiasi, IAI KAPd menyerahkan cinderamata kepada Kementerian Komunikasi dan Digital RI atas sinergi dan dukungan terhadap transformasi pendidikan nasional.

Rangkaian Kegiatan dan Kolaborasi Lintas Institusi
Selama dua hari, KRA XII menyuguhkan rangkaian kegiatan mulai dari presentasi paralel makalah ilmiah, seminar tematik, penandatanganan nota kesepahaman (MoU), forum diskusi akademik, hingga sesi panel internasional yang menghadirkan narasumber dari Curtin University, University of St Andrews, Universiti Malaya, Ton Duc Thang University, dan mitra strategis lainnya.

Konferensi ini turut dimeriahkan dengan Forum Ketua Jurusan Akuntansi se-Indonesia, Forum Guru SMK/SMA bidang Akuntansi, serta bazar UMKM lokal yang menjadi wadah sinergi antara akademisi dan pelaku ekonomi kreatif.

Sebanyak 52 perguruan tinggi di Indonesia menjadi co-host dalam penyelenggaraan KRA XII, memperkuat jejaring kolaboratif di bidang riset dan pengembangan pendidikan akuntansi nasional.

Puncak acara ditandai dengan pengumuman Best Paper, penampilan seni mahasiswa, serta pengumuman tuan rumah KRA XIII tahun 2026.
Tonggak Baru Pendidikan Tinggi di Era Digital

KRA XII 2025 bukan sekadar konferensi ilmiah, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam mereposisi peran pendidikan tinggi sebagai agen perubahan.

Dengan menempatkan AI, etika, dan keberlanjutan sebagai pilar utama, konferensi ini menegaskan pentingnya membentuk lulusan yang tidak hanya cakap secara akademis, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial dan keberpihakan terhadap pembangunan berkelanjutan.

Kolaborasi antara dunia akademik, industri, pemerintah, dan masyarakat yang terbangun dalam forum ini diharapkan dapat terus diperkuat untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif, transformatif, dan relevan dengan tantangan zaman.
(AA/SiaranesiA)

Baca Juga
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Jurnalistik Berkualitas Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!