Surabaya – Suara sirene berkumandang dari kejauhan mengisyaratkan kedatangan kereta api yang mendekati. Tak hanya sebagai tanda peringatan bagi para pedagang dan pembeli di Pasar Dupak Magersari, tetapi juga sebagai isyarat untuk menghentikan sementara aktivitas jual beli mereka.
Di lintasan kereta, pedagang dan pembeli yang sudah terbiasa dengan situasi ini dengan sigap mengangkut barang dagangan mereka, termasuk payung yang biasanya ditancapkan di tepi jalur kereta.
“Hey, awas onok sepur (Ada kereta api) lewat,” teriak Febi, seorang penjaga parkir di sekitar lokasi pasar, sembari meniupkan peluitnya pada Jumat (28/7/2023).
Dengan lincah, Febi selalu siap mengingatkan para pedagang ketika kereta api akan melintas. Suasana ekstrem di pasar ini, yang tampak seperti tantangan berani mati, menjadi pemandangan yang selalu berulang setiap pagi.
“Kita saling mengingatkan, biasanya pedagang sendiri yang mengingatkan. Tapi saya juga sering mengingatkan kalau ada kereta akan melintas,” ujar Febi.
Itulah suasana pagi yang khas di Pasar Dupak Magersari. Karena situasi unik ini, pasar yang terletak dekat dengan Pasar Turi dan Pasar Grosir Surabaya (PGS) ini juga mendapat julukan sebagai Pasar Ekstrem Dupak Magersari.
Lokasinya yang strategis karena dekat dengan permukiman penduduk yang padat menjadikannya sebagai alternatif utama bagi warga untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Menurut Febi, Pasar Dupak Magersari memiliki dua pelintasan kereta api yang sebagiannya digunakan untuk para pedagang berjualan. Setiap pagi, terjadi sekitar 3 hingga 4 kali perlintasan kereta.
Salah satu pembeli tetap di Pasar Dupak Magersari, Via, mengaku telah terbiasa berbelanja di lokasi tersebut. Alasannya adalah karena Pasar Ekstrem Dupak Magersari berada dekat dengan rumahnya. Selain itu, harga barang di pasar ini juga lebih terjangkau dibandingkan pasar lainnya.
“Iya setiap pagi (belanja), biasanya beli ikan, sayur. Di sini komplit,” ujar Via.
Dengan pengalaman 10 tahun berbelanja di Pasar Dupak Magersari, Via telah terbiasa dengan rutinitas belanja di sana, meskipun kereta api sering melintas.
“Kalau ada kereta akan ada suaranya juga. Ada juga yang menjaga di sini dan ada yang mengingatkan. Iya aman,” ungkap Via.
Berdasarkan catatan PT KAI yang dihimpun oleh detikJatim, Pasar Dupak Magersari telah beroperasi sejak sekitar tahun 1970, yang berarti sudah berjalan selama 53 tahun.
Salah seorang pedagang, Siti (41), mengonfirmasi bahwa Pasar Dupak Magersari memang telah berdiri sejak lama. Ia meneruskan usaha orang tuanya yang telah berdagang di pasar itu selama puluhan tahun.
“Sudah 5 tahun berjualan. Mulai jam 5 pagi sampai jam 9,” ungkap Siti.
Meski awalnya merasa takut karena dekat dengan rel kereta api, Siti yang telah berjualan selama 5 tahun di bantaran rel kereta api Dupak Magersari akhirnya menjadi terbiasa.
“Kalau pertama ya takut, sekarang sudah biasa. (Kalau ada kereta melintas) iya saling mengingatkan. Awas ada kereta minggir-minggir gitu. Kan sudah ada tanda-tanda kalau ada kereta mau lewat. Biasanya payungnya aja yang dipinggirin. Kalau dagangannya, kan, sudah di pinggir,” cerita Siti.